Sabtu, 23 Oktober 2010

sex before marriage ? Yes Or No ?

Anna tercenung.  
“Dini hamil ? mungkinkah ? bukannya Dini belum pernah menikah ? Lalu dengan siapa dia berhubungan ? Dengan Toni kah ..?”
Atau..

“gw baru aja ngelakuin itu ama Deny..” ujar Dina pada sahabatnya
“Gila lo !! berani amat ? trus kalo lu hamil gimana ?”
“Ya gak lah, kan kita pake pengaman..!” Dina mesem mesem
Sahabatnya cuma bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Dina.

Dua kasus diatas sering kali kita temukan dilingkungan tempat kita tinggal.  Dimana mereka melakukan hubungan terlarang yaitu sex before marriage.  Sex before marriage alias seks pranikah merupakan prilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan resmi, baik secara hukum maupun agama. Diakui ataupun tidak, seks pranikah ini bukan merupakan hal yang tabu lagi. Banyak yang menganggapnya suatu larangan, tapi tidak sedikit orang yang melakukannya. Hal ini bisa terjadi karena pada umumnya mereka  termotivasi  ketika melihat tayangan televisi, berita , majalah ataupun media lainnya, hingga akhirnya tergerak untuk meniru tanpa memikirkan budaya, nilai dan norma yang berada dilingkungan sekitar.

Biasanya alasan seseorang melakukan seks pranikah ini adalah dikarenakan adanya rasa kasih sayang, cinta, kedekatan serta gairah terhadap pasangan. Tapi tidak berpikir, bagaimana jika ternyata hubungan cinta itu kandas ditengah jalan, tentu saja ini merugikan pihak wanitanya.  

Memang sih, pada awal pacaran, semuanya akan berjalan sangat indah. Ibarat makan permen, makan satu saja tidak cukup. Pasti pengen lagi dan lagi. Mulanya berpegangan tangan, lalu dilanjutkan dengan cium pipi. Karena penasaran dilanjutkan sampai akhirnya melakukan hubungan seksual. 

Terkadang sebagian wanita beranggapan cara menyenangkan pria / pacar adalah lewat seks. Padahal tidak seutuhnya benar. Banyak pria yang menganggap bahwa jika wanita mau berhubungan seks dengannya, bukan tidak mungkin dia juga mau berhubungan dengan yang lain. Mau diajak berhubungan seks dengan pacar juga belum tentu membuat kita disayang oleh pacar. Alih alih disayang, wanita malah dijadikan bahan pemuas pria. Setelah bosan lalu ditinggalkan. Apalagi jika ternyata efek dari berhubungan itu mengakibatkan siwanita hamil. Si pria bisa bisa malah kabur dan lepas dari tanggung jawab.
Jadi, sebelum terjadi seks pra nikah dengan pasangan, ada baiknya kita berpikir “apakah saya sudah cukup mengenal dia hingga bersedia tidur dengannya”, “jika dia tidak memaksa saya melakukannya, apakah saya masih menginginkannya ?” , “ Apakah saya yakin, jika saya mau melakukannya, cintanya akan tetap untuk saya, atau dia hanya ingin senang senang saja ?”, “apakah dia akan bertanggung jawab jika ternyata nantinya saya hamil ..?”, “apakah saya tidak akan menyesali perbuatan ini dikemudian hari ?”

Jika ternyata keseluruhan dari pertanyaan itu adalah “tidak” maka lebih baik kita berpikir untuk menghindar. Tidak salah jika kita menolak karena pada dasarnya seks sebelum waktunya hanya akan menimbulkan masalah dikemudian hari terutama buat wanitanya. Lagi pula hubungan yang dilakukan setelah pernikahan resmi biasanya lebih bisa dinikmati oleh wanita, karena wanita tidak perlu merasa takut hamil atau kelak ditinggalkan. Dan pria juga akan lebih menghargai wanitanya, karena pada saat malam pertama, mereka mendapatkan wanitanya masih suci. Dan dia akan semakin yakin, bahwa kitalah Mrs. Right nya.

Jadi, mau pilih jawaban apa ? Yes Or No ??

5 komentar:

  1. Engga lahh..,apa enaknya..ngumpet-ngumpet,..di tambah gelap2an lagi.kalo kepergok orang elokan ngga jengah..hahaha..
    takut dosa,ahh..;-)

    BalasHapus
  2. hm benerr... jangan coba coba yaa :p

    BalasHapus
  3. Kalo g tahan..ya terpaksa..!!..terpaksa nikah..,maksudnya..haha..:-P

    BalasHapus
  4. Kalau 2 pasang manusia sudah berduaan, naluri mereka akan mengalahkan akal sehat yang mereka miliki.

    BalasHapus
  5. aku sama pacarku bukan manusia donk kan kita pernah berduaan liburan 3 hari 2 malam tapi ga sampe having sex, cuma ciuman doang :) padahal dia bukan orang Indonesia, orang luar sana yang kata orang lebih "bebas" dr orang Indonesia

    BalasHapus