Minggu, 24 Oktober 2010

pemimpi

Walaupun aku tidak memiliki impian, tapi aku selalu mempunyai rencana. Dulu ketika masih menginjak bangku kuliah, aku belajar bertanggung jawab dan terencana, serta menyusun tujuan-tujuan yang dapat aku raih. Menyelesaikan kuliahku, bekerja, cari pacar, menikah dan memiliki anak. Lalu semuanya berubah. Aku tidak pernah melupakan minggu terakhir kuliahku 2 tahun lalu.

Mendekati wisuda dokter mendiagnosaku menderita penyakit ginjal kronik. Parahnya lagi, salah satu ginjal itu harus diangkat karena tidak berfungsi lagi. Aku meninggalkan rumah sakit dengan hati hancur. Dalam ketidak yakinan akan masa depan, aku menangis. Walaupun teman-teman dekatku menghibur, aku tidak dapat menyembunyikan ketakutanku pada kematian. Bagaimanapun juga, aku akan menjalani ujian demi ujian menghadapi rasa sakit d perut dan pinggangku. Aku mulai merasa berbeda dengan orang lain. Walaupun kita sama-sama diwisuda, tapi mereka dapat melangkah ke babak baru dalam kehidupan mereka. Sementara aku harus melalui hari-hariku dengan segudang ketakutan akan kematian. Bagiku terasa menarik melihat sikap mereka terhadapku. Walaupun mereka khawatir dengan keadaanku, tapi sikap mereka yang wajar, tidak mendramatisir keadaan membuatku merasa lebih nyaman.

Semakin dekat tanggal operasi yang ditentukan, akupun semakin sering mengalami rasa sakit. Dinding kekuatan yang telah aku bangun sedikit demi sedikit runtuh. Aku sangat marah karena harus mengalami semua ini sementara orang lain dapat menikmati hidup mereka. Aku menghabiskan banyak waktu untuk bertanya, kenapa mesti aku ?

Tetapi sesuatu yg sangat bagus terjadi ditengah tengah semua ini. Aku mulai memandang semua hal yang indah di sekelilingku dengan cara pandang yang baru. Hal hal terkecil mulai dapat tertangkap dimataku. Aku menyadari betapa penuh warna dan cerahnya matahari terbenam ketika aku menikmatinya. Helaian rumput dihalaman rumah terlihat seperti tirai hijau yang terang. Tawa dan canda seluruh keluarga dirumah dapat menjadi obat yang manjur untuk melalui hari yang buruk.

Secara ajaib, aku terbangun dari operasi dengan penuh rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Kata kata tidak dapat melukiskan kebahagiaan yang aku rasakan pada peristiwa istimewa saat itu, ketika diberikan kesempatan kedua untuk hidup.

Masa penyembuhanku merupakan proses yang lama. Aku belajar berjalan lagi dan mulai melakukan hal hal yang sederhana. Hari hari ku lalui kedepannya akan lebih berat lagi. Karena sekarang aku harus hidup dengan satu ginjal yang tidak begitu sehat. Dokter menyarankan aku untuk cuci darah minimal seminggu sekali sebelum aku menemukan pendonor untuk ginjalku. SekaranG aku cukup mengerti, betapa berharganya sebuah kesehatan.

Walaupun dengan segala keterbatasanku sekarang, aku yakin kehidupan pasti dapat berputar terbalik. Aku telah memulai dari awal yang baru dan aku menikmati setiap menitnya. Aku sering mendengar orang mengatakan kamu harus memimpikan sesuatu yang tak terbayangkan, tapi aku lebih memilih merencanakannya. Sekarang, bermimpi besar dan mengikuti keinginan hatiku tanpa tahu bagaimana itu akan berakhir adalah satu-satunya hal yang dapat kulakukan.

Jika semua mimpi harus kembali dibangun dari awal, maka mulailah dari sekarang. Hidup bukan hanya sebuah pilihan. Jika kaki sudah dilangkahkan, dan tekad telah dibulatkan, percayalah.. akan ada harapan baru..

1 komentar:

  1. Pemimpi,hidup u/ mimpi2.a.bkn yg menggantung di langit atau angan2.pemimpi b'juang u/ mimpi2.a sndri.tnpa lelah sprt petualang sejati.mencari dan menikmati hidup melalui mimpi2.a.krn itulah,impian akan sll hidup.tak lekang oleh waktu,tak lapuk oleh hujan dan panas.smua demi impian sang pemimpi,tentang sbuah proses yg hrs trus berjalan.
    "krn hidup adl keindahan.perhatikan anak kecil dan wajah yg t'senyum.rasakan hujan dan hiruplah udara.hidupkan kehidupan dgn sgl potensimu,dan berjuanglah u/ mimpi-mimpimu.sungguh,..hidup terlalu singkat u/ di sia-siakan..!!!" :-)

    BalasHapus