Sabtu, 09 Oktober 2010

Cintaku telah mati sebelum terlahir

-->
Aku merasa ngeri pada diriku sendiri. Aku mulai menyadari, bahwa setelah berminggu-minggu aku mampu menguasai diri, kini hasrat jiwaku kembali bergetar, mendesak desak ibarat magma gunung berapi dan gempa bumi yang siap meletup, dan bila itu terjadi aku tak tahu lagi, bagaimana aku harus mengendalikan perasaan ini.
Siapa sebenarnya dia ? Kenapa sosoknya begitu mengangguku akhir-akhir ini.  Mengisi ruang kosong dikepalaku, memaksaku memikirkannya dalam 12 jam keseharianku.  Padahal aku baru dua kali bertemu dengannya. Sekali bertemu dengannya di arena balap dikotaku. Kedua kali ketika tanpa sengaja bersentuhan dengannya di  sebuah toko buku  tempat ku biasa menghabiskan waktu di akhir pekan. Tak ada hal yang menarik. Hanya tatapan tak berkedip yang sempat aku tangkap ketika pertama kali kami bertemu. Dan setelah pertemuan kedua di toko buku itu, aku jadi semakin memikirkannya. Waktu itu dia sempat menuliskan kata-kata diselembar kertas tissue dan menitipkannya pada kasir. Kasir itu yang menyampaikannya padaku.
“Cinta tak akan kita temukan pada sosok orang lain, melainkan didalam diri kita sendiri. Kita hanya perlu membangkitkannya. Namun untuk membangkitkan cinta, kita butuh kehadiran orng lain. Jagad raya akan bermakna kalau ada orang lain tempat kita berbagi segenap perasaan kita. Ku harap aku menemukannya pada dirimu.”
Mengapa serasa ada alarm yang berdering-dering memperingatkan hatiku.  Mungkinkah karena dia juga merasakan hal yang sama. Rasa seperti yang aku rasa.  Mustahil. Tapi tatapan itu ? Atau hanya aku saja yang kege eran mengartikan tatapan mata itu. Lalu bagaimana dengan kata-kata yang pernah dituliskannya pada selembar kertas tissue putih ? Apakah itu ungkapan cinta ?
Aku bergidik. Ngeri dengan pertanyaan yang bermunculan dibenakku. Aku tak bisa begini. Ada seseorang yang sudah mengikatku, bagaimana bisa aku memikirkan laki-laki lain. Stop it girl. Sudahlah. Aku mencoba menepis angan-angan dan mulai memikirkan panas matahari, hari yang melelahkan. Lembur yang tak ada habisnya. Hingga akhir pekan di salah satu ruangan rumah sakit tempat ku biasa dirawat. Aku tak ingin lagi memikirkannya.
“Nafsu sering kali membuat orang sulit berpikir, tak mau makan, sulit tidur, malas bekerja dan kehilangan rasa damai. Banyak orang yang takut pada sosoknya. Karena setiap kali nafsu itu muncul dia akan menghancurkan apa saja yang dilaluinya.
Tak seorang pun menginginkan hidupnya kacau. Itu sebabnya banyak orang yang yang mati matian mengekang ancaman nafsunya, dan berhasil menjaga tegaknya sebuah bangunan yang sesungguhnya keropos dan lapuk.
Tetapi ada yang berpandangan lain, tanpa berpikir panjang mereka menyerah dan takluk pada kekuatan nafsu, seraya berharap akan menemukan  solusi bagi seluruh masalah dikehidupan mereka. Mereka bergantung pada orang lain untuk kebahagiaan hatinya, dan taak segan segan menyalahkan orang lain manakala hatinya gundah. Jiwa mereka melambung keawang awang jika mendapatkan kesukaan, namun dengan mudah akan berputus asa jika harapannya tak terpuaskan.
Mana sesungguhnya sikap yang lebih berbahaya, menjauhi nafsu atau meleburkannya diri kedalamnya ?
Entahlah. Aku tak tahu.
****
Cintaku telah mati sebelum terlahir. Sesungguhnya itulah takdir yang tengah kujalani.

3 komentar:

  1. Judul.a aj udh dramatis,palagi isi.a...amazing..fantastis..bombastis..spektakuler...penuh cita rasa..daleeemm..:-)

    BalasHapus
  2. biarkan cinta itu ada, dunia ini indah karena kehadiran cinta
    asal cinta berada pada tempatnya, semua akan baik-baik saja :)

    jangan menyerah mb ^^

    BalasHapus