Selasa, 23 November 2010

Rasa yang sama


Rasa ini akan tetap sama. Persis saat pertama kali kita memasuki pintu cahaya dipenghujung sana. Saat kita melangkah memasuki rimbunan bunga azalea berwarna cinta. Dan kita sama sama terpesona pada kelopak bunga asmara yang berona darah.


Rasa ini selalu akan sama. Persis saat nafas kita beradu. Berlomba mengikuti degupan jantung. Lalu menggapai gapai, tersengal karena sesaknya pesona rindu. Menahan desahan yang tak terdengar oleh dentingan suara hati. Lalu terburu buru memagut harap.

Rasa ini memang sama. Saat jemari membelai jiwa. Merengkuh pongah kedalam dekapan pemilik raga. Membiarkan dinding hati berdesir. Mungkin ia ingin berkenalan dengan pemiliknya. Bukan hanya sekedar menatap hangat sepasang kelopak mata lalu sibuk dengan saraf saraf yang berpendar. Namun tatapan hangat itu menyisakan degupan jantung. Membinarkan aura wajah. Menyemikan warna merah muda. Membuatmu merasa sangat berat. Sangat berharga. Lalu berharap, besok akan ada lagi rasa yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar