Rabu, 03 November 2010

Laki Lakiku


Laki lakiku..
Malam ini terasa sepi. Aku melongok kamar depan tadi subuh. Membangunkanmu seperti biasa. Tapi kau tak ada. Ah,kenapa aku lupa. Bukankah kau pergi tadi malam. Setelah perpisahan dibawah rintihan hujan. Aku teringat kata terakhirmu .

“………….jika aku meninggalkanmu nanti, itu bukan karena aku tak lagi mencintaimu. Bukan karena pesona kehidupan diluar yang menggodaku. Bukan karena aku menyerah pada takdir. Bukan karena ego dan emosional bercampur mengecamuki khayalku…… Aku hanya berharap ketika aku pergi, aku ingin kau memutuskan, apakah ketiadaanku menjadi belenggu bagimu………..”
Aku menghela nafas. Sekedar meringankan sesak diparu paruku. Aku menelan ludah berkali kali. Terasa getir dan lidahku pahit, disini sepi sekali hingga yang kudengar hanya detak jarum jam. Barangkali aku masih menemukan diriku di sana, di bibirmu yang pucat. Aku menjadi dingin oleh sepi ini, yang kau ciptakan lewat jejak langkahmu. Aku ingin memburu sementara tak kutahu dimana dirimu.
Tak bisakah kau lupakan saja keinginan gilaku. Jangan menghukumku seperti ini. Di rumah ini aku hanya sendiri. Hanya berteman detakan jam dinding, juga malam karena kau tak ada. Sudah puluhan menit kupaksakan kepalaku agar tak memikirkanmu. Tapi dia seolah bersekongkol dengan detik waktu.

Laki lakiku..
Tiap detik jam dinding itu mengingatkan aku berapa lama aku duduk sendiri memandanginya. Sendiri seperti inikah yang kau rasa tanpa aku dulu ? Ah kenapa semua jam di rumah ini berbunyi tik tok tik tok. Membuatku takut. Membuatku ngeri. Membuatku nyeri. Tiap – tiap tik tok jarum itu menusuk kulitku. Menjadi ngilu, menjadi ruam, menjadi biru.

Laki lakiku..
Disini lampu mati. Cuma ada sebatang lilin. Aku takut. Dadaku sesak.Aku seperti mati. Aku ingat kau, apakah kau bisa memaafkanku. Apakah kau bisa pulang sekarang, temani aku dalam gelap. Aku melihat bayang putih diluar jendela. Sungguh aku ketakutan. Dulu, kau selalu menemaniku jika gelap begini. Memelukku menghangatkan tubuhku. “jangan takut gelap, gelap itu indah. Gelap itu menenangkan. Jangan takut ya, ada aku” itu katamu. Dan aku bisa merasakan kenyamanan dalam rengkuhan dekapmu.

Laki lakiku..
Hatiku ini mendadak kosong terpongong. Dada ini seperti hendak melesakkan rasa yang tertumpuk didalamnya. Mataku ini mendadak ingin memuntahkan lahar panas. Aku tergugu. Inikah rindu ? Ada yang bilang padaku “jangan temui rindu” tapi aku telah menemukannya dalam kejenuhan batinku. Rinduku telah tumbuh berlumut dan mulai rapuh oleh akar – akarnya. Pulanglah. Akan ku beri segala harap yang kau mau. Akan ku taburkan merah cinta disetiap langkahmu. Asal itu adalah inginmu. Aku turut.

Laki lakiku..
Kita berdamai saja ya.. Aku tak mau begini. Rindu ini membelengguku. Ini memilukan. Jadi kapan kau pulang ? Sebab aku pikir aku masih berhak menciummu sekali lagi. Dan akan kutemukan bahwa yang kucari selalu ada padamu.

2 komentar:

  1. Monolog hati_semanis apel,sedingin es,senikmat anggur kehidupan..!!

    BalasHapus
  2. langit mendung, angin berhembus, hujan pon turun
    enak tuh buat tidur

    BalasHapus