Senin, 27 Desember 2010

Hukum Tabur Tuai

Seperti menanam benih pada sebuah pot penuh tanah subur. Seperti itulah kita menanamkan perkataan pada untaian kalimat yang kita ucapkan. Jika perkataan itu baik, maka baik pula respon yang kita dapat. Jika perkataan itu tidak baik dan tidak enak didengar, maka jangan marah jika dibalas dengan perkataan yang lebih pedas lagi.


Seperti menanam benih pada gundukan tanah subur ditaman. Seperti itulah kita melakukan perbuatan pada orang lain. Jika perbuatan itu dilakukan dengan baik, maka akan dibalas pula dengan kebaikan. Namun jika perbuatan itu tidak baik, maka akan dibalas serupa.

Mungkin inilah yang disebut hukum karma. Hukum tanam tuai. Artinya apa yang kita tanam itu yang kita tuai. Apa yang kita lakukan, akan ada balasan yang setimpal.

Sesungguhnya Tuhan menciptakan alam lengkap dengan fungsi dan faedahnya masing masing. Tidak ada satu bentuk pun yang diciptakan sia sia. Ada matahari yang diciptakan untuk menerangi siang dan menghangatkan alam. Ada bintang dan bulan yang bekerja seiringan menyinari malam, lengkap dengan keindahannya. Ada air, udara, angin yang merupakan unsur pokok kehidupan manusia. Bahkan disaat manusia harus menangis karena bencana yang didatangkan Tuhanpun, semuanya itu tetap ada hikmahnya. Tetap ada pelajaran yang bisa diambil. Karena sekali lagi, Tuhan tidak menciptakan sesuatu untuk menjadi sia sia.

Begitupun saat Tuhan menciptakan manusia. Semua dari organ tubuh manusia tidak ada yang tidak berguna. Dari mulai hidung, mata, telinga, kepala, rambut, kaki, tangan, bahkan bulu matapun ada gunanya. tidak ada yang diciptakan percuma. Masing masing punya fungsi dan faedahnya masing masing. Juga ketika saat seseorang di ciptakan cantik, ganteng, jelek. Semuanya ada maksudnya. Tidak ada yang terbuang percuma. Namun satu hal yang perlu diingat adalah dimata Tuhan semua manusia itu sama. Tidak ada kaya ataupun miskin. Tidak ada cantik ataupun jelek. Yang membedakan adalah perbuatan dan ketakwaannya. Untuk itulah, dalam kehidupan, setiap agama apapun menganjurkan umatnya untuk berbuat baik dan meninggalkan yang tidak baik.

Seperti saat kita melakukan kegiatan sehari hari. Dari mulai bangun pagi, melakukan aktifitas sehari hari. Bekerja, kuliah, beramah tamah dengan tetangga, membaca, menulis, menyalurkan hobby. Semuanya itu adalah perbuatan baik yang menghasilkan sesuatu yang baik pula. Lihatlah saat seorang menggerakkan tangannya untuk menulis dan memainkan daya pikirnya, maka dia akan menciptakan suatu tulisan yang indah. Saat seseorang tersenyum, maka ia akan mendatangkan cinta dari orang orang disekitarnya. Saat seseorang berkunjung kerumah kerabatnya, maka dia telah membentuk suatu ikatan persaudaraan yang erat.

Begitupun saat seseorang marah, maka ketakutan dari orang lain akan diterimanya. Ataupun saat dia mencela orang lain. Maka jangan marah, jika ada orang yang membalas dengan celaan. Saat seseorang membenci, maka dia pun akan menuai kebencian. Demikian juga saat berhubungan dengan alam, saat manusia sudah tidak lagi menghargai keindahan alam, justru merusaknya untuk menghasilkan keuntungan semata, maka bencanalah yang akan didapat. Tuhan tidak pernah melarang manusia untuk mengambil rezeki dari alam yang dia ciptakan. Tapi jangan sampai merusak kelestariannya, jangan sampai merusak keseimbangan ekosistemnya. Karena hidup bukan hanya untuk saat ini saja, bahkan untuk kelangsungan hiduppun kita harus memikirkan kesejahteraan anak cucu kita kelak.

Karena sebenarnya manusia dengan alam , termasuk manusia dengan manusia lain atau makhluk lain, sebenarnya terhubung dengan erat, karena saling terjadi perambatan energi ( gelombang ) antara manusia dengan alam, dan dengan makhluk lainnya. Dengan demikian setiap apa yang dikeluarkan manusia akan berdampak pada alam dan makhluk lainnya.

Berapa banyak bencana dan musibah di negeri kita yang datang silih berganti, baik itu bencana alam, kecelakaan pesawat, tawuran antar pelajar, penjajahan ekonomi oleh pihak asing adalah buah dari energi negatif kolektif yang kita lakukan sebelumnya. Baik berupa korupsi kolektif, perusakan hutan kolektif, eksploitasi alam tak terkendali dan aktifitas negatif lain yang kita lakukan secara kolektif.

Semua itu bukanlah azab dari Sang Maha Pencipta semata, tapi mutlak dikarenakan ulah tangan manusia sendiri yang telah merusak kestabilan penciptaan alam tanpa mau memperbaikinya.

Jadi ingatlah !
apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan perbuatan yang positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan perbuatan negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula.

Waspadalah waspadalah !!
Loh... :))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar