Senin, 20 Desember 2010

Aku, dan Kisah bersama Ibu

Tak banyak kenangan yang tersimpan di memori kepalaku tentang sosok seorang mama. mungkin karena aku hampir tidak pernah merasakan kasih sayang seorang mama kepadaku. dari kecil aku sudah belajar hidup mandiri. maklum saja, keluarga kami bukanlah keluarga yang harmonis. papa dan mama sudah tidak bersama lagi semenjak aku berumur 5 tahun, setidaknya itu yang kutahu dari nenek. semenjak itu aku banyak menghabiskan waktu di rumah nenek, juga kakak dan adikku.
Kadang mama datang kerumah nenek sebulan sekali sekedar mengantarkan sedikit uang buat belanja. itu juga tidak lama. paling sejam, beliau sudah pergi. alasannya karena mama harus kerja mencari uang untuk biaya hidup kami. sedangkan papa, aku tidak tahu papa dimana. karena semenjak memutuskan berpisah dengan mama, papa lebih banyak menghabiskan waktunya dikota lain tanpa sekalipun pernah mengunjungi kami. jadi bisa dibilang kami sama sekali tidak berkomunikasi dengan papa.

Kehidupan tanpa orang tua kandung aku jalani sampai aku menginjak kelas 6 SD. saat itu tiba tiba papa datang dan meminta aku, kakak dan adikku kembali. alasannya, karena papa rindu kami dan ingin merawat kami. nenek pun menyutujui usul papa. lagipula nenek juga sudah tua, sudah sering sakit sakitan. rasanya beliau hampir tidak sanggup untuk mengurusi kami lagi. semenjak itu kami pun tinggal dengan papa di kota yang jauh dari rumah nenek. dan semenjak itu pula kami tidak pernah lagi berjumpa dengan mama.

Kelas 1 SMP, papa menyekolahkan kami di Pesantren. Alasan papa agar kami bisa belajar agama. papa khawatir, kehidupan diluar berdampak jelek pada kami. kami sih nurut aja apa kata papa. walau terkadang, aku sebagai anak yang sedikit kritis, sering protes ke papa. tau sendiri kan kehidupan pesantren seperti apa. seperti penjara tepatnya.

Enam tahun dipesantren, walau aku seperti seorang yang hidup sebatang kara, melakukan semua sendiri, aku bersukur papa menempatkan aku disini. bayangkan saja, dengan kehidupan kami yang carut marut, tanpa kasih sayang orang tua yang lengkap, pergaulan apa yang akan kami hadapi jika kami dibiarkan bebas tanpa dibekali ilmu agama yang cukup.

Terkadang aku miris dengan banyaknya anak anak yang menjerumuskan hidup mereka dengan hal hal yang negatif, seperti mengkonsumsi narkoba dengan alasan broken home, tidak ada kasih sayang dirumah. padahal hal itu mereka lakukan karena mereka tidak dapat berkreasi dan melakukan hal hal yang lebih bersifat positif.

Lalu bagaimana dengan mama ? apakah aku melupakan beliau. jawabannya tentu saja tidak. papa mengajari kami untuk tidak melupakan mama. bagaimanapun mama adalah seseorang yang pernah melahirkan kami. seseorang yang pernah menyusui kami sampai umur 2 tahun. seseorang yang pernah dengan rela bangun ditengah malam untuk sekedar mengganti popok yang basah karena ompolan kami. seseorang yang pernah sangat khawatir saat kami sakit dan rela mengurangi jam tidurnya demi menjaga kami anak anaknya. seseorang yang selalu membela kami saat terkadang papa marah dengan tingkah kanak kanak kami.

Papa selalu mengucapkan hal hal yang baik tentang mama. sekalipun papa tidak pernah mencela mama didepan kami. padahal belakangan aku tahu kenapa dulu papa mengambil keputusan berpisah dengan mama. karena ada pria lain. dan cerita itu justru aku tahu dari nenek. ibunya mama.

Papa pernah bilang, surga ada ditelapak kaki ibu, siapapun ibumu, bagaimanapun sifatnya, dan apapun pekerjaannya. jangan pernah membenci ibu, juga jangan pernah membantahnya, jangan pernah juga melupakan jasa jasanya. karena dalam setiap doa ibu, pasti hanya ada nama buah hatinya yang disebut. aku ingat. kata kata papa terakhir itu seperti judul syair lagu. terkadang aku suka meneteskan air mata jika mendengar lagu itu dinyanyikan. "didoa ibu namaku disebut. didoa ibuku dengar... ada namaku disebut."

Sekarang, usiaku sudah menginjak 23 tahun. Di hari ibu yang akan segera datang, ada satu doa yang ingin aku panjatkan kepada Tuhan. aku ingin Tuhan memberikan kesehatan untuk mama, kehidupan yang sejahtera dan bahagia. dimana pun dia berada. Aku ingin bertemu mama. Aku memohon pada Tuhan, suatu saat nanti bisa mempertemukan aku dengan mama. Karena aku ingin sekali saja merasakan lagi kasih sayangnya.

Ibu..
Gerimis tangis setia iringi kendaraan masa kecilku
Beratap daun cemara kuberteduh sejenak lepaskan laraku
Pada hujan ku bersimpuh tenangkan batinku yang merindu
Pada awan kulemparkan asaku selipkan bait doa pada Pencipta

Kehidupanku ini Ibu...
Seperti kemarau yang menerjang padang ilalang
Kering tanpa kasih sayang
Tapi kusimpan saja benih asa ini hingga mengakar dikalbuku
Agar bisa kusemai dalam buaian cinta dan kasihmu

Adakah aku disetiap munajatmu ibu ?
Adakah rindu menghentak jantungmu ?

Aku dan seluruh harapku
Yang kuselipkan dalam setiap nafas yang terhela
Kurawat batinku agar kau saja ibu yang kupuja
Agar suatu saat kau akan mengingat
Ada seorang gadis kecil yang mencinta
Menantimu hingga dipenghujung senja

2 komentar:

  1. baru taw nenk....
    ternyata cerita kita tuh beti yah... beda tipis,,,,
    hmmmm Like it,,,,
    brokem home bukan aLesan utk jatuh tapi justru menguatkan kitauntuk bisa Lebih bail Lagi....

    BalasHapus
  2. Mirip2 dikit,sama dah neng..Ortu ya ttep ortu..yg pnting kt ttep sayang sburuk apapun mereka..

    BalasHapus