Kamis, 17 Februari 2011

Dua Hal



Ada dua hal yang sering kali membuat kita lupa akan kata "bersyukur". Pertama : Kita sering kali memfokuskan diri pada apa yang kita ingin, bukan apa yang kita miliki. Kedua : Kita cenderung membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.


* Memfokuskan diri pada apa yang diinginkan, bukan pada apa yang dimiliki

Sudah menjadi sifat manusia selalu tidak puas dengan apa yang dimiliki. Selalu ingin memiliki lebih dan lebih lagi. Ada positifnya jika kita memiliki sifat seperti ini. Tapi ada juga dampak negatifnya. Positifnya adalah motivasi kita untuk bekerja lebih giat lagi, belajar lebih rajin lagi. Namun negatifnya kita sering lupa apa yang menjadi tujuan kita semula sehingga kita seringkali merasa serakah. Ingin memiliki lebih karena ada rasa tidak puas dalam diri jika keinginan kita tidak tercapai. Tapi kita sering kali lupa dengan apa yang telah kita miliki. Seringkali tidak bersyukur dengan apa yang kita punya. Sehingga kadang kadang demi keinginan yang lebih itu kita sampai mengorbankan apa yang kita punya. Walhasil, yang dituju tidak dapat, yang dimilikipun hilang.


* Membanding-banding diri dengan orang lain

Merasa bahwa diri sendiri tidak beruntung. Selalu melihat kesuksesan orang lain. Gak ada untungnya bagi diri sendiri jika memiliki sifat seperti ini. Karena sifat ini hanya akan membuat kita menjadi iri akan kehidupan orang lain.

Karena tak selamanya apa yang membuat orang lain bahagia itu akan membuat kita bahagia juga. Karena tiap manusia memiliki jalan hidup yang berbeda, punya permasalahan yang berbeda. Punya cara mengatasi masalah masalah yang berbeda. Mungkin dia akan bahagia jika dia punya benda A, B dan C. Tapi belum tentu kita juga bahagia jika punya benda itu. Misalnya : si A mahir dalam berpiano, maka dia pantas jika membeli piano. Beda dengan B yang hanya bisa memainkan gitar. Maka gitarlah yang dia beli. Gak perlu iri jika melihat A memiliki piano.

Misalnya lagi : Si A diangkat menjadi kepala Cabang pada suatu perusahaan. Dia memiliki kesibukan yang luar biasa. Maka sebaiknya si B tidaklah perlu merasa iri. Bersukurlah, setidaknya dengan pekerjaan yang ada saja, tanpa jabatan kepala cabang, si B bisa lebih sering menghabiskan waktu dirumah bersama keluarga. Tidak punya tanggung jawab yang terlalu berat seperti halnya si B.

Jadi begitulah. Tak selamanya rumput di halaman tetangga itu selalu lebih hijau dan indah. Adakalanya halaman sendiri, meski hanya sebidang tanah tak berumput, tapi terdapat tanaman bunga dengan warna warni yang indah.

Yang terpenting adalah selalu bersyukur dengan apa yang ada di diri kita, dengan kemampuan kita. Karena jika terus terusan membandingkan diri dengan orang lain, maka tak akan pernah ada habisnya. Sebab diatas langit selalu ada langit. Jika perak itu indah, maka emas jauh lebih indah. Jika emas itu indah, maka berlian jauh lebih indah. Tak akan pernah ada habisnya.


3 komentar: