Sabtu, 22 September 2012

Viola



"Udah selesai makannya ?" Pahala mengelus lembut rambut wanita yang paling dikasihinya itu.

"Hm udah. Kamu gak sarapan ?" Viola, wanita yang disapanya itu tersenyum manis.

"Gak, aku lagi ada rapat nanti jam 9. Takut gak keburu."

"Loh, kamu kan udah janji hari ini adalah hari khusus buatku. Gak ada alesan kerja deh." Bibir Viola manyun.

Pahala tergelak. 

"Kalo kamu manyun gitu ntar aku tambah cinta loh." Rayunya

"Gak usah gombal deh !"

"Iya.. iya maaf.. Hm gini aja. Aku rapatnya gak lama kok. Kamu siap siap aja dulu  ya. Nanti selesai rapat aku jemput. Kita pergi kemana aja kamu mau. Ok sayang ?" 

"Ya deh.. janji ya sayang.. aku kan kangeeeeen ."

"Iyaaaa.. dasar manja..." Ucapnya sambil menjentik mesra hidup wanita terkasihnya ini.
"Ya udah aku berangkat ya.  Love you !"

"Hu um.. Love you too !"

***

"Istrimu tahu kamu kemari ?" Zizi memeluk mesra pria berdasi dihadapannya. Lucu rasanya, hari ini adalah hari Sabtu. Hari libur kerja. Tapi karena alasan rapat di kantor, pria itu harus dandan rapi lengkap dengan baret dasi dan jas hitam kesukaannya.

"Aku gak bisa lama-lama. Viola minta ditemenin seharian. Kamu gak pa pa kan ? Besok aku kemari lagi ?" 

"Iya gak pa pa " Zizi tersenyum kecut.  "Sampai kapan harus sembunyi-sembunyi begini.."  Keluhnya.

Pria berdasi itu Pahala. Pria yang dikenalnya dari sahabat dekatnya Viola. Dan karena alasan persahabatan jugalah, dia menerima pria itu menjadi suaminya. Yaaa.. Zizi adalah istri simpanan. Sebutan memalukan buat wanita-wanita perebut suami orang. Tapi ini demi persahabatan. Zizi merelakan rahimnya ditumbuhi janin Pahala demi memberi mereka, kedua sahabatnya itu seorang anak. Karena Viola tidak bisa hamil. Dia divonis mandul oleh dokter.

"Aku mencintaimu " Pahala mencium kening Zizi. Memeluknya dengan penuh cinta. Bagaimanapun wanita ini telah banyak berkorban untuknya dan Viola. Entah bagaimana dia bisa membalas kebaikan hati sahabatnya ini. 

Zizi pernah meminta cerai padanya setelah janin yang dikandungnya lahir. Tapi Pahala menolak. Tak tega rasanya menceraikan wanita baik seperti Zizi. Zizi yang lembut, penyayang, perhatian dan tidak manja. Bukannya dia tidak bersyukur beristrikan Viola. Tapi dibandingkan Zizi, Viola lebih manja dan lebih penuntut.

"Kamu masak apa hari ini ? Aku lapar !" Pahala berjalan menuju dapur. Semenjak menikah siri dengan Zizi, masakan Zizi adalah menu favoritnya. Tidak ada restoran lain yang dituju buat makan siang kecuali rumah Zizi.

"Aku masak Sop Buntut kesukaan kamu, lengkap dengan sambel kecap dan terasinya. Aku ambilin ya ?" Zizi segera berbenah. Melayani suaminya yang datang hanya beberapa menit adalah hal yang paling berharga buatnya. Dia tidak akan menyia nyiakan kesempatan itu. Membuat Pahala nyaman berada disisinya adalah prioritasnya. Bukannya dia ingin mengalihkan perhatian Pahala kepadanya, tapi cuma itu yang bisa dia lakukan agar Pahala betah berada didekatnya.


***

Ting. Tong

Bunyi Bel rumah berdentang beberapa kali. Zizi berlari menuju depan. 
"Viola ?"

"Hai Zi !" Viola tersenyum lebar. Memeluk sahabat terbaiknya.
"Aku kangeeeen !"

Zizi tersenyum kecut. Wajahnya pias. Kenapa Viola datang justru saat ada Pahala dirumah.

"Kok diam aja. Aku gak disuruh masuk nih !"

"Eh ya.. masuk La. Tumben datang gak ngabarin dulu !"

"Kejutan aja. Mas Pahala disini kan ? Aku mau ketemu !" Viola tersenyum.

"Viola.." Zizi merasakan pipinya memerah. 

Pahala yang baru saja selesai makan tiba tiba keluar.

"Viola ? Kamu ?"

"Mas. kamu kesini kok gak ngabarin aku." Viola tersenyum menghampiri suaminya.
"Aku.. maaf..!" Pahala tertunduk dengan rasa bersalah yang luar biasa.
"Aku tahu, anak kita yang kamu bilang hasil dari adopsi itu adalah anak Zizi kan ? Aku melihat kemiripan diantara mereka mas. Aku melakukan test DNA tanpa seizinmu. Maaf.."

"Viola, bagaimana kamu bisa test DNA ?" tanya Zizi

"Ingatkan, aku pernah mengajakmu kesalon dua minggu yang lalu ?"
Zizi menganggukkan kepala.
"Aku mengambil beberapa helai rambutmu. Dari hasil test DNA aku tahu, bayi itu anakmu. Tapi waktu itu aku gak tau siapa Bapaknya. Kamu kan belum menikah."
"Maaf ya Zi, dua minggu belakangan ini aku memata-matai rumahmu. Dan herannya, setiap jam makan siang mas Pahala gak pernah lagi pulang kerumah. Mungkin karena masakanmu lebih enak dari masakanku. Atau karena hanya pada saat itu mas Pahala bisa menemuimu. Istri Mudanya."

"Maafkan aku La. Aku gak bermaksud.." Zizi menangis. Bagaimanapun, menikahi mas Pahala adalah kesalahan. Dia telah mengkhianati sahabatnya sendiri.

Viola memeluk sahabatnya dengan penuh cinta.

"Harusnya aku yang berterima kasih. Terima kasih sudah mengorbankan hidupmu untukku dan mas Pahala. Mungkin memiliki madu dalam rumah tangga adalah hal yang paling menyakitkan. Tapi jika maduku adalah kamu, sahabat yang paling aku sayang, bagaimana aku bisa sakit hati. Aku justru bersyukur. Sudah ya jangan nangis lagi !" Viola mengelus-elus punggung sahabatnya. Bukan hanya untuk menghibur sahabatnya tapi juga menguatkan hatinya. 

Viola sadar diri. Kekurangan yang paling fatal pada wanita ada didirinya. Dia sangat bersyukur Pahala tidak meninggalkannya. Biarpun bermadu sahabatnya membuat hatinya sakit, hatinya harus kuat menjalani.  Bukankah rumah tangga yang bahagia tidak selalu ada tawa. Tapi juga air mata. Jadi ya sudahlah. Tekadnya  sudah bulat. Saat ini adalah kesempatan untuk membalas kebaikan orang yang telah mengasihinya dengan tulus. Walaupun harus mengorbankan hatinya.


Bila keyakinanku datang
Kasih bukan sekedar cinta
Pengorbanan cinta yang agung
Kupertaruhkan..

~Rossa-Ayat ayat Cinta~

1 komentar: