Selasa, 29 Maret 2011

Eat, Pray, Love


yeeeeee haaaaa asiik... akhirnya menangin kuisnya PakRW juga *halah*. Seneng sangat :D ampe senyum senyum sendiri dikantor hahaha. Padahal kemarin tuh ya iseng iseng aja nebaknya, kebetulan yg ditebak emang buku-buku yg diincer tapi lum bisa beli coz lum ada budget buat beli *halah* (padahal emang ngarep yang gretongan) wkwkwwk :D.



EAT, PRAY, LOVE

Buku ini bercerita tentang seorang wanita Amerika bernama Elizabeth Gilbert, modern, terpelajar, ambisius -- suami, rumah, karir yang cemerlang. Tetapi ia bukannya merasa gembira dan puas, tetapi malah menjadi panik, sedih dan bimbang. Ia merasakan perceraian, depresi, kegagalan cinta dan kehilangan pegangan akan arah hidupnya. Diawal diceritakan bahwa Liz sering terjaga tengah malam dan mendapati dirinya menangis sendiri dikamar mandi. Kejadian ini berlangsung beberapa lama, terbangun jam 3 pagi dan menangisi nasib dikamar mandi. Untuk memulihkan ini semua, Elizabeth Gilbert mengambil langkah yang radikal. Dalam pencarian akan jati dirinya, ia menjual semua miliknya, meninggalkan pekerjaannya, meninggalkan orang-orang yang dikasihinya dan memulai satu tahun perjalanan keliling dunia seorang diri.

Eat, Pray, Love adalah catatan kejadian di tahun pencarian tersebut. Keinginan Elizabeth Gilbert mengunjungi tiga tempat di mana dia dapat meneliti satu aspek kehidupannya, dengan latar belakang budaya yang secara tradisional telah mewujudkan aspek kehidupan tersebut dengan sangat baik.

Di Italia, ia belajar seni menikmati hidup, belajar bahasa Italia dan merajut kegembiraan dengan menambah berat badannya. Di sini Liz menyantap semua makanan kesukaannya, pizza, pasta, apa saja yang diinginkannya, hingga setelah 4 bulan di sana bobotnya naik 24 ponds. Ini dilakukannya dalam rangka berdamai dengan dirinya yang mana sangat bertentangan dengan gaya hidup perempuan Amerika yang mengharamkan mengkonsumsi kalori berlebihan, dimana mereka akan merasa sangat berdosa sekali setelah memasukkan makanan enak keperut mereka.

Tujuan selanjutnya adalah India. India merupakan negara tempat dia bisa belajar seni berdevosi, dengan bantuan seorang guru setempat dan seorang Texas yang bijaksana. Disini ia menemukan ketenangan batin dan mulai terbiasa berdoa setelah merasa dekat dengan “Tuhan” katanya.

Akhirnya, dia melanjutkan perjalanan ke Bali, Indonesia. “Mengapa Bali” ?. Katanya, "Bali merupakan perpaduan antara kesenangan, keindahan dengan kedamaian dan ketenangan batin. Perpaduan yang saya cari saya temukan disana". Di Bali ia menjadi murid dari seorang dukun tua dari generasi ke sembilan dan ia juga jatuh cinta dengan cara yang sangat indah tanpa direncanakan.Sebuah riwayat hidup yang disajikan dengan gamblang, bijaksana, menggetarkan dan lucu mengenai pencarian jati diri.

Eat, Pray, Love menggambarkan sesuatu yang dapat terjadi ketika ia mengklaim bertanggung jawab atas kebahagiaan hidupnya. Buku ini juga menggambarkan sebuah perjalanan hidup yang dapat terjadi ketika seorang wanita tidak hidup sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakatnya. Ini merupakan kisah yang menyentuh siapa pun yang sadar akan perlunya perubahan.

Sekilas jika dibaca buku ini kelihatan biasa-biasa saja. Tapi mengapa buku ini bisa begitu laris di Amerika sana hingga seminggu pertama bisa terjual 35.000 copy. Ternyata eh ternyata di Amerika sana "katanya" banyak kaum perempuan mengalami tekanan dan kehilangan pegangan hidupnya dan tidak tau harus berbuat apa dengan hidup dan kehidupan serta apa tujuan hidup yang sesungguhnya.

Ada pesan yang terlintas dari hasil bacaan buku ini. Yaitu :
  • Saat bangun di pagi hari ucapkan pada diri sendiri “What you really-really-really wants? Kenapa harus bertanya sampai 3 kali ? Tujuannya adalah agar sesuatu yang akan dikerjakan itu benar-benar-benar diinginkan dalam hidup, untuk kebahagiaan diri sendiri.
  • Setiap Minggu tuliskanlah hal-hal apa saja yang membuat kita merasa bahagia dalam menjalani kehidupan ini. Intinya moment apa saja yang membuat kita merasa bahagia, dan untuk selanjutnya dapat dilakukan lagi berulang-ulang, sehingga semakin sering perasaan bahagia singgah dihati dan semakin banyak alasan untuk bersyukur.
  • Ubahlah kata-kata negatif yang sering diucapkan seperti “I’m a looser”, “I cant’t do it”, “Aku tak berhak mendapat yang terbaik” dan sebagainya, dengan kata-kata positif yang membangkitkan semangat. *Ganbatte* :D
Kalo saya sih *jika ngalamin kejadian kayak dia nih* mungkin pada awalnya akan terpuruk ya. Itu sih pasti. Nangis. Sangat pasti. Wajarlah apalagi cewek yang notabenenya punya stok air mata melimpah. Tapi apa perlu keliling dunia ? Kalo bagi yang banyak duit sih mungkin. Tapi kalo yang duitnya pas-pasan gimana ? Tipsnya gampang aja. Cukup sediakan waktu 10 menit untuk meminta pada sang Pencipta dengan Shalat Tahajjud. Karena jika jalan sudah buntu, tak ada lagi harapan untuk berjalan, maka hanya kepadaNyalah kita bisa memohon.

Selain itu cobalah untuk menikmati setiap keindahan disekitar kita. Sebab Rahmat Tuhan tidak hanya sebatas apa yang sudah kita dapatkan. Tapi sangat banyak. Asal kita mau gigih mendapatkannya pasti akan kita dapatkan. Kalau kata Ahmad Fuadi "Man Jadda Wajada". Tapi tidak cukup dengan itu, tapi juga harus disertai "Man Shabara Zhofira" katanya :D.

Jadi ya begitulah uraian saya tentang buku ini. Tentunya dengan bahasa yang sangat abal-abal :D. Mumpung bukunya belum dikirim, cukup baca-baca aja dulu sinopsisnya hahaha. Sekali lagi thanks buat PakRW :D. Ditunggu loh :p



Tidak ada komentar:

Posting Komentar