Tak ada kata terlambat untuk jatuh cinta. Yang kau perlukan hanya "mencoba" untuk "memulai"
Hari ini Rani genap berusia 26 tahun. Diusianya yang semakin matang itu Rani masih saja sendiri. Dia bukanlah gadis yang minus pergaulan. Temannya tersebar kesegala penjuru Indonesia. Bahkan ada beberapa warga asing yang dia kenal dijejaring sosial seperti Facebook dan twitter yang karena sering berkomunikasi akhirnya menjadi akrab lalu mereka bersahabat. Ada juga beberapa diantaranya yang pernah datang ke Indonesia khusus untuk liburan bersamanya.
Rani bukanlah tipikal wanita yang anti laki-laki. Dia menyukai mereka. Berteman dengan mereka, mendengarkan keluh kesah mereka tentang pacar-pacarnya dan tak jarang juga Rani memberikan sedikit tips dan masukan. Tentu saja, karena Rani adalah seorang wanita dan punya banyak teman sejenisnya. Sedikit banyaknya dia tahu lika liku isi kepala wanita yang terkenal sebagai makhluk yang sangat ribet itu.
Lalu apa masalahnya ? Kenapa sampai sekarang ini dia belum punya pasangan ? Entahlah. Pernah pertanyaan ini aku lontarkan. Bukan bermaksud ingin menyinggung, tapi aku hanya ingin Rani mau membuka hatinya. Aku kan gak mau sahabatku yang satu ini masih menjadi "perawan tua". Setidaknya itu istilah yang dilekatkan pada gadis berumur yang belum menikah.
"Bukannya gak mau punya pacar Za, tapi lihat sendiri kan kondisiku. Aku ini tidak cantik.."
"Cantik itu relatif nenk. Lain mata, lain pula sudut pandangnya. Lagian gak semua cowok kok mencintai wanita karena kecantikannya.."
"Itu kan kata kamu, nah buktinya lum ada yang suka ma aku .." Rani tertawa datar.
Aku tahu Rani bercanda. Tapi nada bicaranya menunjukkan kesedihan. Ah Rani..
Sebenarnya aku punya nasib yang sama dengan Rani. Aku juga masih sendiri. Tapi kondisiku berbeda dengan Rani. Dulu aku pernah punya pacar ketika duduk di bangku SMA kelas 3. Sayangnya jalinan cintaku gak mulus. Aku dikhianati. Sejak itu, aku gak pernah ingin lagi punya pacar sampai aku benar-benar siap. Berbeda dengan Rani. Sejak SMA sampai sekarang, Rani belum pernah pacaran. Kalau aku tanya pasti jawabnya "Males".
"Kok pacaran males sih Ran..!"tanyaku
"Sama ma kamu, kok pacaran males siihhh Zaaa..!!" Rani balik meledekku. Asem.
***
"Za, pinjem komputer lu ya. Punya gw nge hank. Kebanyakan virus kayaknya."
"Ya. pake aja.. "
"Eh Rick, kamu jomblo kan ya ? Aku kenalin temanku mau gak ?"
"Dah buka biro jodoh lu sekarang ya.."gelaknya.
Ricky adalah teman sekantorku. Anak baru tapi punya pergaulan luwes. Gak heran, dalam waktu sebulan dia sudah mengenal hampir seluruh isi gedung ditempat kami bekerja.
"Hahaha bukan gitu. Aku kasian aja liat kamu. Masa hari gini lum ada pacar."Ledekku. Mau gak ?"
"Gaya ah si teteh. Hm tapi boleh deh. Sapa sih. Penasaran .."
"Ada temenku. Ntar sore ikut aku ke kantornya ya. Ntar aku kenalin deh.."Aku tersenyum. "Mudah-mudahan berhasil."batinku.
"Ok deh teteh sayaaaang. Ntar sore ya.."Ricky tersenyum manis. Duh senyumnya. Andai aja aku gak punya niat baik buat jodohin dia ke Rani, pasti dah aku gebet duluan nih anak hahaha. Aku tersenyum geli membayangkan isi kepalaku sendiri. Edun.
Sore hari yang ditunggu akhirnyapun tiba. Ricky sudah menunggu didepan kubikelku. Ekspresi tidak sabarnya bikin aku geli. "Nih anak semangat amat hehe.". Tiba-tiba Ricky mencolek pinggangku bikin aku kaget dan spontan melayangkan tangan ke wajahnya.
"Eh maaf. Duh Ricky sakit ya.."Aku mengelus ngelus pipi Ricky yang merah.
"Kamu sih iseng.."gerutuku.
"Iya maaf teteh. Kamu sih, senyum senyum sendiri. Bikin aku mupeng kan pengen nyolek.."Godanya
"Idih kamu ih.. Yuk berangkat.."Sebel campur geli aku menggandeng tangan Ricky. "Hm lengan Ricky kokoh juga. "Apa sih.." Aku memukul kepalaku sendiri. "Eling Za Eling.."
***
"Ranii.. Hai.."Sapaku. Aku memeluk Rani. Sedikit cipika cipiki. Ricky disampingku cengengesan memamerkan senyuman khasnya.
"Teh, aku gak dikenalin nih.."
"Haha iya iya sampai lupa. Ran, kenalin ini Ricky. Teman kantorku. Cakepkan ..?"
"Cakep. Hi. Aku Rani.."Rani mengulurkan tangannya dan disambut hangat sama Ricky. Setelah ngobrol sebentar aku pamit pada mereka berdua. Gak ada salahnya kalau aku meninggalkan mereka berdua. Tujuannya apalagi kalau bukan membiarkan mereka saling PDKT. Caelaaahhh.. bahasanya anak muda banget.
"Aku tinggal bentar ya.." ucapku.
"Za mau kemanaa ?" tanyanya
"Mau ketoilet..!!"
Aku berlari menuju lapangan parkir. Tergesa gesa mencari taxi. Didalam taxi aku menelpon Ricky memintanya untuk mengantar Rani pulang. Ricky sepertinya gak keberatan. Syukurlah. Semoga misiku kali ini berhasil. Amin.
***
"Teteh.."
"Hi Rick.."
"Ntar sore aku mo ajakin Rani nonton. Menurut Teteh gimana ?"
"Ya baguslah. Makin dekat nih kayaknya.."Aku tersenyum nakal.
"Tapi Rani maunya teteh ikut..."Kulihat wajah Ricky cemberut.
"Loh kok gitu ?"
"Rani bilang, gak enak pergi bedua aja. Ya udah aku bilang ke dia kalo ntar aku juga ngajakin teteh."
"Hadew kayak anak kecil PDKT aja nih pake bawa bawa teman."gerutuku
"Mau ya teeeehh..Pleaaseeee.. kalo teteh gak mau ikut aku mana bisa PDKT ama Rani.."Bujuknya.
"Iyaaaa.. tapi ntar traktir gw makan di hokben."
"Siaaappp Jendraaalll...!!"
"Cup dulu ah.. mwuuaahh.."Ricky tiba tiba menciumku. Duh nih anak. Sukses banget bikin wajahku kemerahan. Gimana kalo ada yang liat. Hiks hiks.
"Rickyyyyyy....!"
***
Rani sudah menunggu kami di lobby bioskop Palladium. Bioskop ini tidak terlalu ramai. Pasti cocok buat mojok hihii. Ricky mengenggam mesra tangan Rani. Cepat juga mereka dekat. Ah andai saja... Astaga !! apa sih yang ada dipikiranku. Aku memisahkan diri dengan Rani dan Ricky. Alasanku pun sangat tepat. Aku gak ingin mengganggu keakraban mereka. Alhasil aku memilih tempat duduk dua baris diatas mereka. Awalnya Rani protes. Tapi aku cuekin aja. Masa orang pacaran aku deket-deket. Apa kata duniaaa... Dan Rani mau tidak mau akhirnya setuju.
Sepulang dari bioskop Rani pamit duluan pulang. Tadinya aku meminta Ricky untuk mengantarnya pulang. Tapi Rani menolak.
"Aku kan bawa motor sendiri Za. Kamu kan gak. Biar Ricky nanti antar kamu pulang."Rani tersenyum sambil mengerling sebelah matanya padaku.
"Ya udah deh. Hati hati ya Ran.. kabarin kalo dah nyampe.."Pesanku
"Iya Mama Za.."Ledeknya.
"Jiah Mama. Aku tuh lebih muda dari kamu kakaaakk Rani .."Balasku meledek.
Rani tergelak. Aku senang bisa melihatnya tertawa lepas seperti itu. Ah Rani.
***
Sudah dua bulan sejak aku mengenalkan Ricky ke Rani. Apa kabar mereka ? Belakangan aku terlalu disibukkan dengan berbagai macam kerjaan dikantor. Belum lagi aku harus menghadapi dewan audit. Hufftt.. Hampir gak bisa bikin aku bernafas tenang. Sampai-sampai aku gak sempat ngapa-ngapain. Menanyakan kabar hubungan merekapun aku lupa. Aku juga jarang bertemu Ricky dikantor. Anak itu seperti menghilang tanpa jejak. Tapi kalau aku lihat daftar absensinya, dia sih hadir. Tapi kemana ya ? Ah sudahlah.
***
"Teteeehhh... muacchh..!" Ricky tiba-tiba datang dan mencium pipiku.
"Rickyyyy, apaan sih kamu..!"Aku meninju lengan Ricky.
"Hehe kangen deh ama kamu..!"celetuknya
"Kamu kemana aja. Gak pernah keliatan dikantor. Semedi ya ?"
"Aku kan lagi dihati kamu. Masa gak berasa sih.."Candanya.
"Serius loh ini Cky aku nanyanya. Hubunganmu ama Rani gimana ? Udah jadiankan ?"
"Ini..!"Ricky menyodorkan sebuah Undangan berwarna ungu.
"Apa ini ?"
"Baca aja dulu.."Ricky mengambil bangku disebelahku. Memutar mutar tubuhnya gusar.
Penasaran aku membuka undangan itu dan membaca isinya." Astaga..!" Aku menutup mulutku agar suaraku tak terdengar seisi ruangan.
"Undangan pernikahan Rani ? Kok aku gak tau ?"Aku meminta penjelasan dari Ricky.
Ricky hanya diam. Dia mengangkat bahunya pertanda dia gak tau apa apa. Duh.. ada apasih ini. Bukannya mereka udah dekat. Trus Rani.. Kok bisa dia nikah ? Kapan pacarannya ? Dengan siapa ? Masa aku gak tahu ?
Aku menelpon Rani minta penjelasan. Masa hari yang penting seperti itu dia tidak memberitahuku tentang apapun. Terlalu..
"Rani.. aku mau bicara. Merdeka Walk jam 5 sore..!"Aku menutup telpon tanpa minta persetujuan dari Rani. Aku kesal padanya. Aku juga kasihan sama Ricky. Apa sih maunya tuh anak. Hufftt.
***
"Sebenarnya aku udah dijodohin ama ortu Za. Sorry gak cerita ke kamu. Bukannya aku gak percaya, aku cuma gak pengen cerita aja." Rani membuka pembicaraan. Sudah 10 menit kami duduk di salah satu sudut Lapangan Merdeka yang berubah nama jadi Merdeka Walk ini.
"Tapi kenapa gak bilang ma aku sih. Aku kan jadi gak enak ma Ricky."Aku menghela nafas panjang. Gak tega juga mau marah ama Rani.
"Kan kamu gak nanya aku Za. Kamu sih, gak pake permisi jodohin aku ma Ricky. Untungnya Ricky ngerti."
"Jadi Ricky gak pa pa kamunya nikah ? Dia gak sakit hati ? Gak marah gitu ?"Aku melontarkan pertanyaan bertubi-tubi. Penasaran.
"Hahaha ya gak lah. Rickynya juga udah punya gebetan kalii. Kamu aja tuh yang gak tau."Ledeknya.
"Ha ? Masa ?"
"Ihh.. iyalaaahh. Lagian ya Za, kamu cariin aku jodoh. Tapi kamunya aja gak punya pacar."
"Aku bedaaaa. Kamu kan dari aku kenal semenjak SMA emang belum pernah punya pacar. Kalau aku kan udah waktu duluu banget hihi.."
"Tetep aja sekarang kamu gak punya pacarkan ?" Rani nyengir bikin aku gemes.
"Kalau gitu sekarang gantian. Aku mau jodohin kamu sama seseorang. Gak boleh nolak. Soalnya ini orang udah suka kamu lama. Cuma dia gak berani nembak kamu."
"Loh, kok malah aku jadinya yang dicariin jodoh."Aku mencubit tangan Rani membuat Rani tergelak.
"Bentar ya." Sebentar kemudia Rani mengeluarkan Handphone nya dari tas dan menelpon seseorang. Ntah siapa.
"Kamu tunggu disini ya. Aku ke toilet dulu." Katanya. Aku menganggukkan kepala.
Lima belas menit berlalu. Rani belum keluar juga dari toilet. Handphonenya pun gak diangkat. haduh nih anak kemana sih.
"Za..!"
"Ricky ?"
Ricky mengambil posisi tepat disampingku.
"Sama siapa kesini Cky ?"
"Sendiri. Kamu sama Rani ya ?"
"Iya nih. Tadi katanya ke toilet tapi lum keluar juga. Aku takut kenapa kenapa. Hm kamu bisa tunggu disini bentar gak ? Aku mau liat Rani dulu di toilet.."
"Gak usah. Rani udah pulang dari tadi."
"Ha ? Kok kamu tahu ?"Aku bingung.
"Za..!"
"Hm ya.."
"Langsung aja ya. Aku gak mau basa basi kayak orang lain. Gak bisa. Hm.. Aku cinta kamu. Kita nikah ya. Kamu mau gak ?"
"Hm ya.."
"Langsung aja ya. Aku gak mau basa basi kayak orang lain. Gak bisa. Hm.. Aku cinta kamu. Kita nikah ya. Kamu mau gak ?"
Aku melihat wajah Ricky memerah. Tangannya agak gemetar. Lucu banget liat ekspresinya kayak gitu. Bikin aku gemes pengen mukul. Tapi tadi dia bilang apa ya ? Nikah ? OMG ?
"Kamu serius ?" tanyaku
"Iya Za. Aku naksir kamu udah lama. Tapi gak berani bilang. Kemarin waktu kamu jodohin aku sama Rani, aku cerita ke Rani kalau aku sukanya ma kamu. Aku sempat minta maaf. Bukannya aku gak mau dijodohin ma Rani. Dan waktu itu Rani terus terang ke aku masalah perjodohannya. Tapi dia menyuruhku menjaga rahasia."
Aku bingung mesti jawab apa. Ricky suka aku ? Duh. Kok jadi gini. Bukannya aku gak mau terima Ricky. Tapi ini mendadak banget. Aku gak siap.
"Aku gak bisa Cky. Maaf ya. Ini terlalu mendadak." Jawabku.
"Tapi kenapa ? Apa aku kurang ganteng ? Kan kamu pernah bilang aku cakep. Makanya aku jadi "pede" nembak kamu sekarang. Ternyata aku gak jelek jelek amat dimata kamu. Iya kan ?"
"Bukan masalah cakep atau gak Cky. Aku cuma belum siap aja. Aku masih trauma sama masa lalu. Jadi aku gak mau punya pacar dulu."Jelasku.
"Maaf ya Cky..!"
Ricky sepertinya kecewa. Aku kasihan melihatnya. Tapi aku juga gak bisa menerima cinta Ricky dengan tiba-tiba. Hatiku butuh persiapan. Gak bisa dipungkiri, Ricky anak yang baik. Dia tipe cowok yang sangat penyayang. Supel. Karirnya juga bagus. Gak ada yang kurang. Yang kucemaskan justru hatiku. Aku gak mau menerima Ricky hanya karena terpaksa. Hubungan seperti apa yang akan kami jalani nantinya. Pasti akan sangat hambar.
***
Tiga minggu berlalu. Hari ini adalah hari pernikahan Rani. Ah.. Rani. Sekarang tentu dia sangat bahagia. Aku gak menyangka kalau hari ini adalah hari pernikahan Rani. Bisa ya tuh anak menyimpan rapat soal perjodohannya. Dan aku sebagai sahabatnya mati matian sibuk mikirin masa depan percintaannya. Kalau sekarang Rani menikah, justru sekarang ini aku yang bermasalah.
"Cantik.." Aku memandangi wajah Rani yang ayu dengan riasan minimalis dan balutan kebaya putih.
"Kamu kapan Za nyusul aku ?"
"Gak taulah Ran. Lum nemu yang pas .."
"Masih trauma sama masa lalu ?"
"Gak juga. Cuma aku susah untuk percaya lagi sama laki-laki, aku takut disakiti lagi.."
"Kalau kamu gak mencoba, gimana kamu tahu. Ibaratnya didepan kamu ada blackforest cokelat. Kamu gak akan tahu rasa manisnya kalau kamu gak mencoba untuk memakannya. Yang kamu perlu hanyalah membuka kembali hatimu Za. Jangan terbelenggu pada masa lalu."
"Andai aku bisa. Lagipula belum ada yang mau sama aku Ran."
"Tak ada kata terlambat untuk jatuh cinta. Yang kau perlukan hanya "mencoba" untuk memulai, Za.." Rani menyemangatiku.
"Rann..!"
"Ricky bagaimana ? Dia sudah melamar kamu kan ? Kenapa kamu tolak ?"
"Aku masih butuh waktu. Terlalu mendadak."
"Oh ya nanti Ricky juga datang. Sekarang lagi sama pengantin pria jadi pendamping."
"ooo.. ya udah aku kedepan dulu Ran, siapa tahu pengantinmu udah datang ." Aku mengerlingkan sebelah mataku. Rani tersenyum tersipu.
Iring-iringan pengantin pria sudah nampak didepan pagar. Kami pihak keluarga menyambutnya dengan antusias. Upacara adat pun dimulai. Tapi aku belum bisa melihat jelas wajah pengantinnya. Duh kenapa juga bisa berdiri dibarisan belakang gini. Penasaran, aku maju kedepan perlahan. Pengen banget lihat pengantin pria dari dekat. Dari jauh aku melihat Ricky dengan balutan baju batik sutera warna merah. Dia kelihatan sempurna. Tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih sangat cocok memakai baju itu. Ricky melihatku dan tersenyum memamerkan barisan gigi putihnya. Akupun membalas senyumnya dengan sangat manis. Ricky mengejakan kata dengan pelan. Mungkin dia gak mau mengganggu procesi adat yang sedang berlangsung.
"C.A.N.T.I.K.." bisiknya
"Makasih...." Aku tersipu dipuji Ricky. Kurasakan wajahku memerah. Ah..
Tiba-tiba mataku tertuju pada wajah mempelai pria. Wajah itu seperti tidak asing dimataku. Wajah yang dulu setiap hari aku rindukan.
"Reno.."
Aku terkejut setengah mati. Bagaimana mungkin pria yang akan menjadi pendamping sahabatku itu adalah Reno ?
***
"Kita putus ya.." Reno menggumamkan kata yang hampir tidak aku dengar
"Apa ?"
"Aku dijodohin Za. Maaf."
Seperti disambar petir aku mendengar pengakuan Reno. Wajahku memerah. Rahangku mengeras menahan derai air mata yang hampir saja luruh.
"Kita masih SMA Ren, masa kamu sudah dijodohkan ?"
"Orang tuaku mengetahui hubungan kita Za. Mereka gak mau kita terlalu jauh, makanya mereka memberitahuku tentang perjodohan ini. Aku minta maaf. Menurutku sebaiknya kita sudahi saja hubungan kita sampai disini. Aku gak mau nanti kamu makin terluka kalau aku menunda nunda berita ini. Aku tahu ini sangat menyakitkan bagi kita. Aku mencintaimu Za. Tapi aku gak bisa berbuat apa apa." Reno menggenggam tanganku. Menguatkan aku.
Aku gak berkata apa apa lagi. Aku meninggalkan Reno dengan hati penuh luka. Aku gak sanggup. Gak kuat. Air mataku sudah hampir menetes. Aku gak mau Reno melihatku hancur seperti ini. Sejak itu aku gak pernah lagi melihat Reno. Dia seperti ditelan bumi. Reno pindah sekolah. Itu kabar yang aku tahu dari teman sekelasnya.
Dan sekarang, Reno hadir didepan mataku sebagai pengantin pria sahabat dekatku. Astaga. Kenapa bisa jadi begini. Gimana bisa Rani yang sahabatku sendiri mengkhianati aku seperti ini. Jadi pria yang dijodohkan untuk Rani itu Reno.
Air mataku menetes tanpa diminta. Reno menatapku iba. Dia mengucapkan kata maaf. Wajahnya sendu melihatku menangis. Ricky melihat perubahan wajahku.
"Ada apa..?" Bisiknya dari jauh
"Gak pa pa.. mataku kemasukan debu.." Balasku
Buru buru aku menghapus air mataku. Aku gak mau orang lain juga tahu akan perubahan wajahku. Terutama Rani. Meski aku ingin sekali marah padanya. Tapi aku gak ingin merusak hari bahagianya. Gak akan ada gunanya juga untukku.
Ijab kabul berjalan lancar. Kulihat wajah Rani begitu sumringah. Dia sangat bahagia. Aku memeluknya erat, mengucapkan selamat padanya. Rani memelukku erat dan lama seolah dia tak ingin melepaskan pelukannya. Aku mengusap usap punggung Rani.
"Maaf.." Rani berkata lirih
"Maaf kenapa Ran ?"
"Reno.." Aku mendengar isakan tangis Rani
"Ran, sudahlah. Bukan salahmu. Bukan juga salah Reno. Keadaan aja yang gak berpihak pada kita. Kamu menikah dengan Reno sekarang ini sudah bikin aku bahagia. Kalian pasangan serasi.."
"Za..." Rani melepaskan pelukannya. Dia menatapku heran. Mungkin dia tidak menyangka kalau aku bisa setabah sekarang. Bagaimanapun ditinggalkan seseorang yang dicintai itu sungguh menyakitkan. Tapi tidak ada yang lebih membahagiakan dari bisa melihat Rani bahagia seperti sekarang.
"Aku tulus mengikhlaskan kalian.." ucapku akhirnya.
Rani mengusap air matanya. "Aku sudah tahu masalah perjodohan itu. Harusnya aku memberitahumu kalau wanita yang dijodohkan untuk Reno adalah aku. Tapi aku takut kamu marah Za. Apalagi aku tahu kamu memendam pedih itu begitu lama. Aku gak tega. Aku juga merasa sangat bersalah.."
"Ran. Udah gak pa pa. Aku baik baik aja. See.. Aku bahkan gak nangis, Gak kayak kamu. Cengeng.."
"Hehe.. makasih ya Za.." Rani mengusap usap punggung tangannya. Senyum manisnya tersungging indah dibibirnya.
"Selamat ya sayang.." Bisikku ditelinganya
Pesta pernikahan berakhir tepat pukul 18.00. Para tamu pun sudah tidak terlalu banyak seperti tadi siang. Dipelaminan aku melihat Rani dan Reno keliatan sangat mesra. Ah.. mereka benar benar serasi. Terbersit sedikit rasa iri dalam hatiku.
Ricky menghampiriku. Mengenggenggam tanganku dan mengajakku mendekati pasangan pengantin. Rani tersenyum melihat kedatangan kami.
"Ini nih pasangan pengantin berikutnya .." Candanya.
"Rani.." Aku mencubit tangannya.
"Amin.." Ucap Reno dan Ricky berbarengan.
Rani tertawa. Aku cuma bisa tersipu sipu. Isshhhh..
"Menikahlah Za. Tuh udah ada calonnya.." Reno melirik Ricky.
Yang dilirik mesem mesem gak karuan, bikin tanganku gatel pengen jitak rasanya.
"Za, aku sengaja gak melemparkan bunga pengantin ini ke tamu undangan tadi siang. Karena aku ingin memberikan bunga ini untuk kalian." Rani menyerahkan rangkaian bunga pengantin ketanganku dan Ricky.
"Mau menikah denganku ?" Ricky menggenggam tanganku memohon.
"Aku..... ?"
"Za.. please. !"
Lucu sekali melihat wajah Ricky memelas seperti itu. Dahinya berkerut. Matanya menatapku sangat tajam. Hidungnya.. ya hidung itu mendadak menjadi sangat mancung dimataku. Hidung favoritku, kata Rani haha. Aku tersenyum sendiri membayangkan alasanku kenapa aku suka sama Ricky.
"Terus terang aja deh Za, kamu suka kan ama Ricky..?" Rani bertanya padaku saat kami makan siang bareng dua minggu lalu. Waktu itu aku sangat merindukan Ricky. Gak pernah melihatnya lagi setelah kejadian "ungkapan cinta" di merdeka walk waktu itu.
"Apa sih Ran, kan aku cuma nanya. Apa kamu gak pernah kontek kontekan lagi ama Ricky. Itu aja ..!"Ujarku memberi alasan.
"Apa sih yang kamu suka dari Ricky ?"
"Aku suka hidungnya. Mancung banget. Lucu deh kalo liat dia lagi serius, hidung mancungnya itu berkerut haha ."
"Tuh kan suka ama Ricky.. ngaku juga kamu akhirnya.."
Jleb..!!! Raniiiiii.." Ishh aku terjebak. Rani tertawa terbahak bahak. Sukses besar dia menjebak rasaku. Sial.
***
"Za.. kok bengong ? Jawab dunk.. !" Ricky mengagetkanku membuat lamunanku buyar.
"Apasih Cky..!"
"Menikah denganku dunk Za.. dah ngebet niiiihhh.." Ricky mencubit hidungku.
Aku tertawa. Geli rasanya dilamar seperti ini.
"Iya aku mau.." Jawabku akhirnya.
"Yes.. Yes.. makasih sayaaaanggg..!" Ricky menarikku kedalam pelukannya. Aku kaget. Kepalang tanggung aku membalas pelukan Ricky dengan perasaan yang masih bingung. Eh kok..! Sekilas aku melihat wajah Rani dan Reno bergantian. Aku memandang Reno lama, seolah meminta persetujuannya. Reno menganggukkan kepalanya. Memberiku kekuatan baru untuk keluar dari lingkaran cintanya yang dulu pernah sangat aku damba.
"Selamat ya Za.." Rani memelukku. Aku tersenyum. Bahagia rasanya memiliki rasa ini lagi. Ricky mengenggam tanganku erat.
"Sekarang Za jadi pacarku. Yeyy !" soraknya norak.
Aku tergelak. Ricky yang lucu. Yang gemesin. Ah... Rasa cinta ini akhirnya tumbuh kembali untuk pria yang menggenggam tanganku sekarang. Sesaat aku kembali menatap mata Reno. Ingin menemukan sekali lagi telaga cinta itu disana. Tapi saat mata kami bertemu, aku justru tak menemukan perasaan apapun tertinggal disana. Rasaku telah berpaling arah. Meninggalkan jejak jejak sendu dimata pria yang pernah sangat ku puja puja. Reno menjabat tanganku erat. Membisikkan sebaris kata ditelingaku.
"Aku bahagia untukmu sayang."
Aku tersenyum. "Terima kasih." Bisikku lirih.
Hari itu aku menemukan kembali sensasi lain dihatiku. Cinta. Perasaan itu seperti menggelegar dalam jantungku. Menyusup kedalam pembuluh darahku. Aku menatap mata Ricky. Mata itu memantulkan semua yang terlihat didalamnya. Mata penuh cinta. Ricky membalas menatap mataku. Mata kami bertemu satu sama lain. Aku melihat pijar kejora warna warni disana. Semburat pelangi penuh cinta.
Dulu aku adalah seseorang yang menatap cinta sebagai sesuatu yang menyedihkan. Tak ada yang mampu mengubah pandanganku sampai seorang Ricky datang dalam kehidupanku. Membuatku bermetamorfosa. Walaupun butuh waktu lama untuk menyadari betapa aku juga mencintai Ricky, akhirnya aku berani untuk berkata "Ya aku mencintaimu.." padanya.
Aku ingat perkataan Rani :
"Tak ada kata terlambat untuk jatuh cinta. Yang kau perlukan hanya "mencoba" untuk memulai, Za..!"
Dan aku sudah memulainya. Memulai untuk mencintai Ricky. Cintaku yang baru.
"Cantik.." Aku memandangi wajah Rani yang ayu dengan riasan minimalis dan balutan kebaya putih.
"Kamu kapan Za nyusul aku ?"
"Gak taulah Ran. Lum nemu yang pas .."
"Masih trauma sama masa lalu ?"
"Gak juga. Cuma aku susah untuk percaya lagi sama laki-laki, aku takut disakiti lagi.."
"Kalau kamu gak mencoba, gimana kamu tahu. Ibaratnya didepan kamu ada blackforest cokelat. Kamu gak akan tahu rasa manisnya kalau kamu gak mencoba untuk memakannya. Yang kamu perlu hanyalah membuka kembali hatimu Za. Jangan terbelenggu pada masa lalu."
"Andai aku bisa. Lagipula belum ada yang mau sama aku Ran."
"Tak ada kata terlambat untuk jatuh cinta. Yang kau perlukan hanya "mencoba" untuk memulai, Za.." Rani menyemangatiku.
"Rann..!"
"Ricky bagaimana ? Dia sudah melamar kamu kan ? Kenapa kamu tolak ?"
"Aku masih butuh waktu. Terlalu mendadak."
"Oh ya nanti Ricky juga datang. Sekarang lagi sama pengantin pria jadi pendamping."
"ooo.. ya udah aku kedepan dulu Ran, siapa tahu pengantinmu udah datang ." Aku mengerlingkan sebelah mataku. Rani tersenyum tersipu.
Iring-iringan pengantin pria sudah nampak didepan pagar. Kami pihak keluarga menyambutnya dengan antusias. Upacara adat pun dimulai. Tapi aku belum bisa melihat jelas wajah pengantinnya. Duh kenapa juga bisa berdiri dibarisan belakang gini. Penasaran, aku maju kedepan perlahan. Pengen banget lihat pengantin pria dari dekat. Dari jauh aku melihat Ricky dengan balutan baju batik sutera warna merah. Dia kelihatan sempurna. Tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih sangat cocok memakai baju itu. Ricky melihatku dan tersenyum memamerkan barisan gigi putihnya. Akupun membalas senyumnya dengan sangat manis. Ricky mengejakan kata dengan pelan. Mungkin dia gak mau mengganggu procesi adat yang sedang berlangsung.
"C.A.N.T.I.K.." bisiknya
"Makasih...." Aku tersipu dipuji Ricky. Kurasakan wajahku memerah. Ah..
Tiba-tiba mataku tertuju pada wajah mempelai pria. Wajah itu seperti tidak asing dimataku. Wajah yang dulu setiap hari aku rindukan.
"Reno.."
Aku terkejut setengah mati. Bagaimana mungkin pria yang akan menjadi pendamping sahabatku itu adalah Reno ?
***
"Kita putus ya.." Reno menggumamkan kata yang hampir tidak aku dengar
"Apa ?"
"Aku dijodohin Za. Maaf."
Seperti disambar petir aku mendengar pengakuan Reno. Wajahku memerah. Rahangku mengeras menahan derai air mata yang hampir saja luruh.
"Kita masih SMA Ren, masa kamu sudah dijodohkan ?"
"Orang tuaku mengetahui hubungan kita Za. Mereka gak mau kita terlalu jauh, makanya mereka memberitahuku tentang perjodohan ini. Aku minta maaf. Menurutku sebaiknya kita sudahi saja hubungan kita sampai disini. Aku gak mau nanti kamu makin terluka kalau aku menunda nunda berita ini. Aku tahu ini sangat menyakitkan bagi kita. Aku mencintaimu Za. Tapi aku gak bisa berbuat apa apa." Reno menggenggam tanganku. Menguatkan aku.
Aku gak berkata apa apa lagi. Aku meninggalkan Reno dengan hati penuh luka. Aku gak sanggup. Gak kuat. Air mataku sudah hampir menetes. Aku gak mau Reno melihatku hancur seperti ini. Sejak itu aku gak pernah lagi melihat Reno. Dia seperti ditelan bumi. Reno pindah sekolah. Itu kabar yang aku tahu dari teman sekelasnya.
Dan sekarang, Reno hadir didepan mataku sebagai pengantin pria sahabat dekatku. Astaga. Kenapa bisa jadi begini. Gimana bisa Rani yang sahabatku sendiri mengkhianati aku seperti ini. Jadi pria yang dijodohkan untuk Rani itu Reno.
Air mataku menetes tanpa diminta. Reno menatapku iba. Dia mengucapkan kata maaf. Wajahnya sendu melihatku menangis. Ricky melihat perubahan wajahku.
"Ada apa..?" Bisiknya dari jauh
"Gak pa pa.. mataku kemasukan debu.." Balasku
Buru buru aku menghapus air mataku. Aku gak mau orang lain juga tahu akan perubahan wajahku. Terutama Rani. Meski aku ingin sekali marah padanya. Tapi aku gak ingin merusak hari bahagianya. Gak akan ada gunanya juga untukku.
Ijab kabul berjalan lancar. Kulihat wajah Rani begitu sumringah. Dia sangat bahagia. Aku memeluknya erat, mengucapkan selamat padanya. Rani memelukku erat dan lama seolah dia tak ingin melepaskan pelukannya. Aku mengusap usap punggung Rani.
"Maaf.." Rani berkata lirih
"Maaf kenapa Ran ?"
"Reno.." Aku mendengar isakan tangis Rani
"Ran, sudahlah. Bukan salahmu. Bukan juga salah Reno. Keadaan aja yang gak berpihak pada kita. Kamu menikah dengan Reno sekarang ini sudah bikin aku bahagia. Kalian pasangan serasi.."
"Za..." Rani melepaskan pelukannya. Dia menatapku heran. Mungkin dia tidak menyangka kalau aku bisa setabah sekarang. Bagaimanapun ditinggalkan seseorang yang dicintai itu sungguh menyakitkan. Tapi tidak ada yang lebih membahagiakan dari bisa melihat Rani bahagia seperti sekarang.
"Aku tulus mengikhlaskan kalian.." ucapku akhirnya.
Rani mengusap air matanya. "Aku sudah tahu masalah perjodohan itu. Harusnya aku memberitahumu kalau wanita yang dijodohkan untuk Reno adalah aku. Tapi aku takut kamu marah Za. Apalagi aku tahu kamu memendam pedih itu begitu lama. Aku gak tega. Aku juga merasa sangat bersalah.."
"Ran. Udah gak pa pa. Aku baik baik aja. See.. Aku bahkan gak nangis, Gak kayak kamu. Cengeng.."
"Hehe.. makasih ya Za.." Rani mengusap usap punggung tangannya. Senyum manisnya tersungging indah dibibirnya.
"Selamat ya sayang.." Bisikku ditelinganya
Pesta pernikahan berakhir tepat pukul 18.00. Para tamu pun sudah tidak terlalu banyak seperti tadi siang. Dipelaminan aku melihat Rani dan Reno keliatan sangat mesra. Ah.. mereka benar benar serasi. Terbersit sedikit rasa iri dalam hatiku.
Ricky menghampiriku. Mengenggenggam tanganku dan mengajakku mendekati pasangan pengantin. Rani tersenyum melihat kedatangan kami.
"Ini nih pasangan pengantin berikutnya .." Candanya.
"Rani.." Aku mencubit tangannya.
"Amin.." Ucap Reno dan Ricky berbarengan.
Rani tertawa. Aku cuma bisa tersipu sipu. Isshhhh..
"Menikahlah Za. Tuh udah ada calonnya.." Reno melirik Ricky.
Yang dilirik mesem mesem gak karuan, bikin tanganku gatel pengen jitak rasanya.
"Za, aku sengaja gak melemparkan bunga pengantin ini ke tamu undangan tadi siang. Karena aku ingin memberikan bunga ini untuk kalian." Rani menyerahkan rangkaian bunga pengantin ketanganku dan Ricky.
"Mau menikah denganku ?" Ricky menggenggam tanganku memohon.
"Aku..... ?"
"Za.. please. !"
Lucu sekali melihat wajah Ricky memelas seperti itu. Dahinya berkerut. Matanya menatapku sangat tajam. Hidungnya.. ya hidung itu mendadak menjadi sangat mancung dimataku. Hidung favoritku, kata Rani haha. Aku tersenyum sendiri membayangkan alasanku kenapa aku suka sama Ricky.
"Terus terang aja deh Za, kamu suka kan ama Ricky..?" Rani bertanya padaku saat kami makan siang bareng dua minggu lalu. Waktu itu aku sangat merindukan Ricky. Gak pernah melihatnya lagi setelah kejadian "ungkapan cinta" di merdeka walk waktu itu.
"Apa sih Ran, kan aku cuma nanya. Apa kamu gak pernah kontek kontekan lagi ama Ricky. Itu aja ..!"Ujarku memberi alasan.
"Apa sih yang kamu suka dari Ricky ?"
"Aku suka hidungnya. Mancung banget. Lucu deh kalo liat dia lagi serius, hidung mancungnya itu berkerut haha ."
"Tuh kan suka ama Ricky.. ngaku juga kamu akhirnya.."
Jleb..!!! Raniiiiii.." Ishh aku terjebak. Rani tertawa terbahak bahak. Sukses besar dia menjebak rasaku. Sial.
***
"Za.. kok bengong ? Jawab dunk.. !" Ricky mengagetkanku membuat lamunanku buyar.
"Apasih Cky..!"
"Menikah denganku dunk Za.. dah ngebet niiiihhh.." Ricky mencubit hidungku.
Aku tertawa. Geli rasanya dilamar seperti ini.
"Iya aku mau.." Jawabku akhirnya.
"Yes.. Yes.. makasih sayaaaanggg..!" Ricky menarikku kedalam pelukannya. Aku kaget. Kepalang tanggung aku membalas pelukan Ricky dengan perasaan yang masih bingung. Eh kok..! Sekilas aku melihat wajah Rani dan Reno bergantian. Aku memandang Reno lama, seolah meminta persetujuannya. Reno menganggukkan kepalanya. Memberiku kekuatan baru untuk keluar dari lingkaran cintanya yang dulu pernah sangat aku damba.
"Selamat ya Za.." Rani memelukku. Aku tersenyum. Bahagia rasanya memiliki rasa ini lagi. Ricky mengenggam tanganku erat.
"Sekarang Za jadi pacarku. Yeyy !" soraknya norak.
Aku tergelak. Ricky yang lucu. Yang gemesin. Ah... Rasa cinta ini akhirnya tumbuh kembali untuk pria yang menggenggam tanganku sekarang. Sesaat aku kembali menatap mata Reno. Ingin menemukan sekali lagi telaga cinta itu disana. Tapi saat mata kami bertemu, aku justru tak menemukan perasaan apapun tertinggal disana. Rasaku telah berpaling arah. Meninggalkan jejak jejak sendu dimata pria yang pernah sangat ku puja puja. Reno menjabat tanganku erat. Membisikkan sebaris kata ditelingaku.
"Aku bahagia untukmu sayang."
Aku tersenyum. "Terima kasih." Bisikku lirih.
Hari itu aku menemukan kembali sensasi lain dihatiku. Cinta. Perasaan itu seperti menggelegar dalam jantungku. Menyusup kedalam pembuluh darahku. Aku menatap mata Ricky. Mata itu memantulkan semua yang terlihat didalamnya. Mata penuh cinta. Ricky membalas menatap mataku. Mata kami bertemu satu sama lain. Aku melihat pijar kejora warna warni disana. Semburat pelangi penuh cinta.
Dulu aku adalah seseorang yang menatap cinta sebagai sesuatu yang menyedihkan. Tak ada yang mampu mengubah pandanganku sampai seorang Ricky datang dalam kehidupanku. Membuatku bermetamorfosa. Walaupun butuh waktu lama untuk menyadari betapa aku juga mencintai Ricky, akhirnya aku berani untuk berkata "Ya aku mencintaimu.." padanya.
Aku ingat perkataan Rani :
"Tak ada kata terlambat untuk jatuh cinta. Yang kau perlukan hanya "mencoba" untuk memulai, Za..!"
Dan aku sudah memulainya. Memulai untuk mencintai Ricky. Cintaku yang baru.
VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA
BalasHapusKami VIPQIUQIU99 AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA mengadakan SEO Kontes atau Kontes SEO yang akan di mulai pada tanggal 20 Januari 2017 - 20 Mei 2017, dengan Total Hadiah Rp. 35.000.000,- Ikuti dan Daftarkan diri Anda untuk memenangkan dan ikut menguji kemampuan SEO Anda. Siapkan website terbaik Anda untuk mengikuti kontes ini. Buktikan bahwa Anda adalah Ahli SEO disini. Saat yang tepat untuk mengetest kemampuan SEOAnda dengan tidak sia-sia, hadiah kontes ini adalah Rp 35.000.000,-
Tunggu apa lagi?
Kontes SEO ini akan menggunaka kata kunci (Keyword) VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA Jika Anda cukup percaya akan kemampuan SEO Anda, silahkan daftarkan web terbaik Anda SEKARANG JUGA! Dan menangkan hadiah pertama Rp. 10.000.000. Keputusan untuk Pemenang Akan di tentukan dengan aturan kontes SEO yang dapat dilihat di halaman ini.
Tunggu apa lagi? Ikuti kontes ini sekarang juga!
CONTACT US
- Phone : 85570931456
- PIN BB : 2B48B175
- SKYPE : VIPQIUQIU99
- FACEBOOK: VIPQIUQIU99
http://detik206.blogspot.com/2017/05/wow-keren-mengintip-salah-satu-koleksi.html
BalasHapushttp://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/05/ini-3-hal-yang-anda-perlu-ketahui.html
http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/05/sedang-tren-wanita-panjang-kan-bulu.html
http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/05/penampakan-ular-piton-setelah-usai.html
HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN:)
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683
http://mybloggeroperaqq.blogspot.com/2018/01/4-peralatan-ini-buat-hubungan-dengan.html
BalasHapushttp://mybloggeroperaqq.blogspot.com/2018/01/bek-indonesia-selection-minta.html
♥ ♠ ♦ ♣ OPERAQQ.INFO ♥ ♠ ♦ ♣
Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari OperaQQ.org :) 1 ID Untuk 7 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami OperaQQ.info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan OperaQQ.org :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback 0.3% Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- Operaqq.net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Operaqq.net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM :D60ED5D7
- WHATSAPP :+855 964 93 0279
- LINE : operaqq
Link Alternatif :
- www.operaqq.com
- www.operaqq.info
- www.operaqq.org
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www lagi boss ^_^