1. Menunggu
Menunggu memang hal yang sangat membosankan. Karena terkadang kita banyak menghabiskan waktu dengan sangat sia sia karena harus menunggu. Dan saya yakin semua pasti sepakat dengan hal itu. Apalagi jika sesuatu yang ditunggu itu tidak jelas dan pasti.
Menunggu adalah suatu pekerjaan yang membosankan. Kelamaan menunggu malah akan membuat emosi naik, menimbulkan perasaan curiga, cemas apalagi jika yang ditunggu tidak memberikan kabar apapun.
Tapi, jika dibandingkan menunggu, saya paling takut jika ditunggu. Kenapa ? Membuat seseorang menunggu artinya menyebabkan seseorang harus kehilangan waktunya yang berharga hanya karena dia menunggu kita. Membuat seseorang harus menduga duga dan mencenmaskan keadaan kita. Tentunya sangat tidak enak jika kita berada diposisi dia.
Oleh karenanya.. Jika tidak ingin membuat orang kesal, membuang waktu percuma hanya karena menunggu kita, budayakanlah *tepat waktu* jangan ngaret kalo janjian dengan orang lain. Karena menunggu dan ditunggu ternyata sama tidak enaknya.
2. Dipaksa (forced to do something)
Sesuatu yang dilakukan karena terpaksa hasilnya pasti tidak akan baik. Karena "dipaksa" melakukan sesuatu yang bukan keinginan kita membuat diri sendiri tidak nyaman, tidak bahagia. Sehingga apa yang dihasilkan dari "keterpaksaan" itu tidak menghasilkan nilai yang maksimal.
Justru saat seseorang dipaksa melakukan sesuatu bisa jadi dia melakukannya hanya sebatas agar terbebas dari beban, seringkali tidak serius, asal asalan. Kebalikannya, jika seseorang melakukan sesuatu karena memang dia senang, dia suka, dan dia hobby dibidang yang dia geluti, maka hasil yang didapat juga pasti akan lebih baik jika dibandingkan jika harus dilakukan dengan diembel embeli kata "dipaksa".
Seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk harus terus juara 1 dikelasnya, akan membuat si anak jadi tidak rileks dalam belajar, terlalu mengejar target juara 1 karena itu keinginan dari orang tua. Mati matian belajar hingga dia lupa menikmati masa muda karena harus terus belajar dan belajar. Dan akhirnya jika ternyata juara 1 yang diinginkan itu tidak tercapai, anak pun merasa tertekan. Dan ini berpengaruh pada kondisi kejiwaannya.
Seperti halnya saya. Paling benci dengan yang namanya "dipaksa". Dipaksa kerja, dipaksa tidur, dipaksa makan, apalagi jika dipaksa nikah.. amat sangat tidak suka. Kalo kalian ?
3. Dibanding-bandingkan
Satu lagi hal yang paling saya benci. Dibanding-banding dengan orang lain. Karena menurut saya tiap manusia itu berbeda. Tidak ada yang sama. Bahkan seseorang dengan kembar identikpun pasti akan memiliki sifat yang berbeda.
Mungkin tujuan membanding bandingkan itu adalah untuk kebaikan. Agar yang dibanding-bandingkan itu bisa jadi lebih baik, lebih sempurna. Misalnya : Pacar membanding-banding kita dengan mantan pacarnya yang katanya lebih lembut, lebih sopan, tidak tertawa sembarangan. Maksudnya sih baik. Mungkin doi pengen kita lebih girly, lebih feminim. Tapi apa harus dibanding-bandingkan ? Toh kenapa mantan yang notabene udah lebih sopan and feminin gitu malah diputusin ? Bukannya sudah memenuhi kriteria ? (curcol dikit).
Saya menjamin, siapapun orangnya gak mungkin merasa adem adem aja jika dibanding bandingkan dengan orang lain. Karena pastinya, setiap orang pasti memiliki kelebihannya masing masing, juga memiliki kekurangan kekurangan. Memang sicewek tidaklah kelihatan girly, tapi minimal dia lebih setia, lebih memperhatikan pacarnya (contoh diatas) dibandingkan cewek yang girly ternyata menyimpan banyak selingkuhan dimana mana. Iya toh ?
4. Dicuekin
Siapa sih yang gak benci kalau dicuekin. Dicuekin sama saja dengan tidak dianggap, tidak diperhatikan dan tidak dihargai. Padahal yang namanya manusia pasti ingin selalu diperhatikan. Pasti ingin selalu dihargai.
Dicuekin sama saja dengan membunuh karakter kita selaku manusia sosial. Misalnya saja saat kita berbicara dengan orang lain, tapi lawan yang diajak bicara malah tidak memperhatikan. Sekilas kita seperti berbicara dengan tembok bisu. Tidak ditanggepin = tidak dihargain. Kalau untuk yang satu ini ada tipsnya. Jika kita berbicara dengan orang lain, agar tau bahwa kita diperhatiin atau dicuekin *tatap matanya*. Karena Menurut neuroscientist Dr Daniel Smilek, dari University of Waterloo, Ontario, Kanada, jika lawan bicara Anda terlalu banyak mengedipkan mata, bisa diartikan bahwa pikiran lawan bicara Anda sedang tidak fokus pada pembicaraan Anda.
Begitu juga dengan anak yang kesehariannya di rumah tidak diperhatikan orang tua, pastilah pertumbuhannya cenderung apa adanya. Begitu juga kepribadiannya. Biasa lebih gampang terkena arus negatif kehidupan liar diluaran, karena memang dirumah tidak diajar dan diperhatikan orang tua.
Misalnya lagi : ada yang buang sampah sembarangan, dan kita jelas jelas melihat kejadian tersebut. Namun kita hanya diam. Cuek. Toh bukan saya yang buang sampahnya. Toh ntar juga disapu ama Petugas Penyapu Jalanan. Tapi apakah kita tau, sampah yang berserakan dijalan itu bisa membahayakan. Bukan saja dari baunya, kita memandangnya saja sudah gak enak. Gimana kalo sampah yang dibuang tadi menyebabkan orang lain jatuh karena nginjak sampah, atau mungkin kita yang terkena dampaknya. Who Knows ?
Nah.. masihkah kita mampu "cuek" karena ternyata cuek banyak menimbulkan dampak buruk bagi orang disekitar kita ? Jawabannya ada pada kalian tentunya.
5. Saya Benci Kalo Kalian Gak Ngasih Komentar
Nah ini dia. Udah mampir. Baca. Tapi gak ngasih komentar. Saya juga pengen tahu, tulisan saya ini nilainya gimana. Biasa saja, jelek, bagus, atau setidaknya ninggalin jejaklah.. jadi saya tidak ngerasa dicuekin *halah*
Menunggu memang hal yang sangat membosankan. Karena terkadang kita banyak menghabiskan waktu dengan sangat sia sia karena harus menunggu. Dan saya yakin semua pasti sepakat dengan hal itu. Apalagi jika sesuatu yang ditunggu itu tidak jelas dan pasti.
Menunggu adalah suatu pekerjaan yang membosankan. Kelamaan menunggu malah akan membuat emosi naik, menimbulkan perasaan curiga, cemas apalagi jika yang ditunggu tidak memberikan kabar apapun.
Tapi, jika dibandingkan menunggu, saya paling takut jika ditunggu. Kenapa ? Membuat seseorang menunggu artinya menyebabkan seseorang harus kehilangan waktunya yang berharga hanya karena dia menunggu kita. Membuat seseorang harus menduga duga dan mencenmaskan keadaan kita. Tentunya sangat tidak enak jika kita berada diposisi dia.
Oleh karenanya.. Jika tidak ingin membuat orang kesal, membuang waktu percuma hanya karena menunggu kita, budayakanlah *tepat waktu* jangan ngaret kalo janjian dengan orang lain. Karena menunggu dan ditunggu ternyata sama tidak enaknya.
2. Dipaksa (forced to do something)
Sesuatu yang dilakukan karena terpaksa hasilnya pasti tidak akan baik. Karena "dipaksa" melakukan sesuatu yang bukan keinginan kita membuat diri sendiri tidak nyaman, tidak bahagia. Sehingga apa yang dihasilkan dari "keterpaksaan" itu tidak menghasilkan nilai yang maksimal.
Justru saat seseorang dipaksa melakukan sesuatu bisa jadi dia melakukannya hanya sebatas agar terbebas dari beban, seringkali tidak serius, asal asalan. Kebalikannya, jika seseorang melakukan sesuatu karena memang dia senang, dia suka, dan dia hobby dibidang yang dia geluti, maka hasil yang didapat juga pasti akan lebih baik jika dibandingkan jika harus dilakukan dengan diembel embeli kata "dipaksa".
Seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk harus terus juara 1 dikelasnya, akan membuat si anak jadi tidak rileks dalam belajar, terlalu mengejar target juara 1 karena itu keinginan dari orang tua. Mati matian belajar hingga dia lupa menikmati masa muda karena harus terus belajar dan belajar. Dan akhirnya jika ternyata juara 1 yang diinginkan itu tidak tercapai, anak pun merasa tertekan. Dan ini berpengaruh pada kondisi kejiwaannya.
Seperti halnya saya. Paling benci dengan yang namanya "dipaksa". Dipaksa kerja, dipaksa tidur, dipaksa makan, apalagi jika dipaksa nikah.. amat sangat tidak suka. Kalo kalian ?
3. Dibanding-bandingkan
Satu lagi hal yang paling saya benci. Dibanding-banding dengan orang lain. Karena menurut saya tiap manusia itu berbeda. Tidak ada yang sama. Bahkan seseorang dengan kembar identikpun pasti akan memiliki sifat yang berbeda.
Mungkin tujuan membanding bandingkan itu adalah untuk kebaikan. Agar yang dibanding-bandingkan itu bisa jadi lebih baik, lebih sempurna. Misalnya : Pacar membanding-banding kita dengan mantan pacarnya yang katanya lebih lembut, lebih sopan, tidak tertawa sembarangan. Maksudnya sih baik. Mungkin doi pengen kita lebih girly, lebih feminim. Tapi apa harus dibanding-bandingkan ? Toh kenapa mantan yang notabene udah lebih sopan and feminin gitu malah diputusin ? Bukannya sudah memenuhi kriteria ? (curcol dikit).
Saya menjamin, siapapun orangnya gak mungkin merasa adem adem aja jika dibanding bandingkan dengan orang lain. Karena pastinya, setiap orang pasti memiliki kelebihannya masing masing, juga memiliki kekurangan kekurangan. Memang sicewek tidaklah kelihatan girly, tapi minimal dia lebih setia, lebih memperhatikan pacarnya (contoh diatas) dibandingkan cewek yang girly ternyata menyimpan banyak selingkuhan dimana mana. Iya toh ?
4. Dicuekin
Siapa sih yang gak benci kalau dicuekin. Dicuekin sama saja dengan tidak dianggap, tidak diperhatikan dan tidak dihargai. Padahal yang namanya manusia pasti ingin selalu diperhatikan. Pasti ingin selalu dihargai.
Dicuekin sama saja dengan membunuh karakter kita selaku manusia sosial. Misalnya saja saat kita berbicara dengan orang lain, tapi lawan yang diajak bicara malah tidak memperhatikan. Sekilas kita seperti berbicara dengan tembok bisu. Tidak ditanggepin = tidak dihargain. Kalau untuk yang satu ini ada tipsnya. Jika kita berbicara dengan orang lain, agar tau bahwa kita diperhatiin atau dicuekin *tatap matanya*. Karena Menurut neuroscientist Dr Daniel Smilek, dari University of Waterloo, Ontario, Kanada, jika lawan bicara Anda terlalu banyak mengedipkan mata, bisa diartikan bahwa pikiran lawan bicara Anda sedang tidak fokus pada pembicaraan Anda.
Begitu juga dengan anak yang kesehariannya di rumah tidak diperhatikan orang tua, pastilah pertumbuhannya cenderung apa adanya. Begitu juga kepribadiannya. Biasa lebih gampang terkena arus negatif kehidupan liar diluaran, karena memang dirumah tidak diajar dan diperhatikan orang tua.
Misalnya lagi : ada yang buang sampah sembarangan, dan kita jelas jelas melihat kejadian tersebut. Namun kita hanya diam. Cuek. Toh bukan saya yang buang sampahnya. Toh ntar juga disapu ama Petugas Penyapu Jalanan. Tapi apakah kita tau, sampah yang berserakan dijalan itu bisa membahayakan. Bukan saja dari baunya, kita memandangnya saja sudah gak enak. Gimana kalo sampah yang dibuang tadi menyebabkan orang lain jatuh karena nginjak sampah, atau mungkin kita yang terkena dampaknya. Who Knows ?
Nah.. masihkah kita mampu "cuek" karena ternyata cuek banyak menimbulkan dampak buruk bagi orang disekitar kita ? Jawabannya ada pada kalian tentunya.
5. Saya Benci Kalo Kalian Gak Ngasih Komentar
Nah ini dia. Udah mampir. Baca. Tapi gak ngasih komentar. Saya juga pengen tahu, tulisan saya ini nilainya gimana. Biasa saja, jelek, bagus, atau setidaknya ninggalin jejaklah.. jadi saya tidak ngerasa dicuekin *halah*
Postingan yg bagus,nenk..
BalasHapusPoin no 5,masa si ampe seg!tunya..hehe..
hahaha :))
BalasHapusJiahh..mangapp.. ;-)
BalasHapusdari pada mewek :P
BalasHapuschaty kamu dah saya masukin sebagai teman blog gw lam kenal aja the ech loe punya FB ngak. klw punya bisa ngak kita temenan punya saya>>>> Trisanwijaya ely
BalasHapus