Hubungan apapun bentuknya, adalah satu garis yang berawal dari pangkal dan berakhir diujungnya. Pangkal dan ujung adalah satu paket yang saling mengait hingga garis memiliki bentuk. Jika satunya berusaha untuk mengakhiri, maka yang satunyapun tak kan bisa bertahan sendiri. Begitulah permisalannya.
Ujung yang kehilangan pangkal tak perlu merasa sedih. Karena ada saatnya, kehilangan sesuatu bukanlah kehilangan yang sesungguhnya. Karena disaat kehilangan satu hal, niscaya akan menemukan hal-hal lain. Tak perlu bersedih karenanya. Kecewa diawal, adalah suatu yang wajar, tapi cobalah berpikir, ada banyak titik yang akan menemani ujung menemukan garis yang baru. Tak usah risau, karena kehilangan memberi pelajaran berharga tentang kesetiaan. Tau sakitnya ditinggalkan, berusahalah untuk setia.
Karena terkadang dalam hidup, we have and lost. Terkadang kita merasa memiliki segalanya, tapi terkadang kita merasa tidak memiliki apa-apa. Terkadang kita mencintai, namun tak jarang kita disakiti. That's the law of life... But imperfection makes us perfect.
Lalu kenapa harus merasa sedih atas kesempurnaan akhirnya yang akan kita raih. Bukankah hidup akan jadi lebih berwarna dengan keanekaragaman permasalahannya, dengan rasa sakit dan bahagianya. Jika hidup senang terus, maka akan terasa datar dan hambar. Akan sangat membosankan. Karena apapun yang kita lakukan gak ada tantangannya.
Jadi menurut saya, dari pada berlarut-larut memendam sedih karena kehilangan, kenapa tidak mengambil remot bahagia yang sewaktu-waktu bisa diklik untuk mengusir kesedihan dichannel sebelah. Kita toh yang mengatur diri kita, bukan orang lain. Dan dari pada menangisi yang tidak ada, kenapa tidak membagi kebahagiaan dengan orang-orang yang masih kita miliki, yang sayang sama kita, yang selalu ada didekat kita.
Ujung yang kehilangan pangkal tak perlu merasa sedih. Karena ada saatnya, kehilangan sesuatu bukanlah kehilangan yang sesungguhnya. Karena disaat kehilangan satu hal, niscaya akan menemukan hal-hal lain. Tak perlu bersedih karenanya. Kecewa diawal, adalah suatu yang wajar, tapi cobalah berpikir, ada banyak titik yang akan menemani ujung menemukan garis yang baru. Tak usah risau, karena kehilangan memberi pelajaran berharga tentang kesetiaan. Tau sakitnya ditinggalkan, berusahalah untuk setia.
Seperti kata pepatah : Kita menikmati kehangatan karena kita pernah kedinginan, kita menghargai cahaya karena kita pernah dalam kegelapan, begitu pula kita dapat bergembira karena kita pernah merasakan kesedihan. David L Weatherford
Karena terkadang dalam hidup, we have and lost. Terkadang kita merasa memiliki segalanya, tapi terkadang kita merasa tidak memiliki apa-apa. Terkadang kita mencintai, namun tak jarang kita disakiti. That's the law of life... But imperfection makes us perfect.
Lalu kenapa harus merasa sedih atas kesempurnaan akhirnya yang akan kita raih. Bukankah hidup akan jadi lebih berwarna dengan keanekaragaman permasalahannya, dengan rasa sakit dan bahagianya. Jika hidup senang terus, maka akan terasa datar dan hambar. Akan sangat membosankan. Karena apapun yang kita lakukan gak ada tantangannya.
Jadi menurut saya, dari pada berlarut-larut memendam sedih karena kehilangan, kenapa tidak mengambil remot bahagia yang sewaktu-waktu bisa diklik untuk mengusir kesedihan dichannel sebelah. Kita toh yang mengatur diri kita, bukan orang lain. Dan dari pada menangisi yang tidak ada, kenapa tidak membagi kebahagiaan dengan orang-orang yang masih kita miliki, yang sayang sama kita, yang selalu ada didekat kita.
For everything will come to an end, then let's celebrate every single moment.
nice posting, kyanya mba sedang patah hati ni...
BalasHapussemangat mba bangkit dari kesedihan dan tinggalkan pa yg tlah trjd, ambilah hikmah di balik tu semua...
:*)
Baguss.. :-)
BalasHapus"" : ID nya singkat amir :f: but thanks for the coment, ndak lagi patah hati kog diriku :g:
BalasHapusemir : assiikkk :c: