Aku sedang menulis sebuah artikel ketika papa masuk ke kamarku. Waktu itu masih pagi, seingatku jam menunjukkan pukul 10.00. Aku hanya menoleh sesaat trus kembali menekuri layar laptop didepanku. Kemarin papa menemaniku cuci darah. Tumben hari ini dia tidak pulang seperti biasa. Tapi masih dirumah sakit menungguku. Bahkan sampai jam segini. Biasanya pagi pagi sekali dia akan menyuruh sepupuku datang berganti shift menjagaku. Ah sudahlah pikirku. Kembali aku memutar otak. Menimbang-nimbang kata-kata apa yang ingin aku tulis.
"papa mau bicara...!" tiba-tiba dan cukup mengagetkanku. Aku menoleh sebentar, lalu dengan cuek kembali melihat layar didepanku.
"Papa mau bicara apa ?" Jawabku akhirnya
"Ini tentang masa depanmu !" katanya lagi
"Memangnya aku kenapa ? ada yang salah dengan masa depanku ?"
"Bukan salah, tapi sama sekali kamu tidak memikirkan masa depanmu !" suara papa terdengar tajam.
Mau tidak mau aku menutup layar laptopku, memandang papa heran.
"Sapa bilang aku tidak memikirkan masa depanku ? Memangnya papa tau apa tentang masa depanku ?
"Kalau kamu memikirkan masa depanmu, menikahlah.. Jangan sendiri trus kayak gini. Papa tidak tau sampai kapan papa bisa menjagamu. Papa ini sudah tua..!"
"Kalau papa tidak mau menjaga adek lagi, gak pa pa kok. Tapi jangan setiap kali papa mulai pembicaraan selalu saja tentang pernikahan. Adek capek pa !" Aku mulai kesal. Selalu seperti ini. Setiap berbicara mengenai pernikahan, aku selalu bertengkar dengan papa. Entah apa yang ada dalam fikirannya. Kenapa pernikahanku begitu menjadi bumerang buatku..
"Kenapa sih kamu tidak mau menikah ?" suaranya mulai merendah
"Bukan gak mau pa, tapi aku emang gak ingin !' jawabku dingin.
"Tapi alasannya apa ?? Papa heran. Kamu pacaran dengan FB setiap hari. Telponan sampai larut malam. Dengan orang yang gak jelas pula. Trus bilang kamu gak mau nikah. Tujuan kamu pacaran itu untuk apa ? Senang-senang aja ??
"Papa gak pernah suka dengan apa yang aku lakuin ..! kataku
"Bukan papa gak suka, tapi setiap tindakan dan perbuatan harus ada tujuannya."
"Sapa anak itu ?" akhirnya dia bertanya
"Gak usah tanya lagi, aku udah putus..! jawabku sekenanya. Kembali membuka laptopku.
"Kenapa putus..?"Papa bertanya lagi
"Udahlah pa, gak usah tanya-tanya lagi, aku lagi ada kerja,.. !
"Ya sudah, baguslah kalau sudah putus.. Berarti sekarang kamu sendiri. Papa mau nanti malam kamu ketemu Indra. Masih ingatkan ?
Aku terhenyak. Indra ?? Ya Tuhan jangan lagi..
"Papa jodohin aku lagi ? Aku gak mau !! Jawabku ketus
Papa menghela nafas.
"Nanti malam indra ke rumah. Dia baru sampai dari Singapur, Papa yang undang dia datang. Jadi papa mau kamu jangan bikin malu papa seperti waktu dulu. Bersikap ramahlah !!"Suaranya pelan tapi tajam. Aku hampir membantah lagi ... "Papa gak mau dengar kata tidak !!" tegasnya.
Ternyata papa tidak main main kali ini pikirku. Aku diam. Tidak membantah lagi. Juga tidak mengiyakan. Aku kesal. Ini bukan zaman siti nurbaya lagi. Papa sepertinya membaca pikiranku.
"Papa ngerti, ini bukan zamannya siti nurbaya lagi. Tapi mengertilah. Ini semua untuk kebaikanmu. Cobalah dulu. Indra itu dokter. dia pasti bisa menjagamu. Papa mohon .. ! suaranya melemah.
Ku lihat ada butiran air disudut mata papa. Papa menangis. Membuatku gak tega. Segitu pentingkah perjodohan ini buat papa ? Padahal perjodohan ini sudah berlalu 3 tahun yang lalu. Kenapa masih berlanjut sampai sekarang? Aku gak nyangka. Tapi melihat air mata papa...
"Ya sudah. Jam berapa Indra datang..?? Tanyaku
"Jam 8 malam.. Nanti sore kamu dijemput Nunu kan ? Jangan lupa kesalon. Dandanlah yang rapi. Papa mau kamu terlihat cantik didepan Indra.. !
"Ya sudah..!!" mau gak mau aku menurut. Tidak ada alasan buat aku nolak. Mungkin sudah saatnya aku menurut kemauan Papa. Apalagi yang aku tunggu. Tidak ada.
Perbincangan itupun berlalu. Singkat dan diakhiri dengan kemenangan papa. Huft..
"papa mau bicara...!" tiba-tiba dan cukup mengagetkanku. Aku menoleh sebentar, lalu dengan cuek kembali melihat layar didepanku.
"Papa mau bicara apa ?" Jawabku akhirnya
"Ini tentang masa depanmu !" katanya lagi
"Memangnya aku kenapa ? ada yang salah dengan masa depanku ?"
"Bukan salah, tapi sama sekali kamu tidak memikirkan masa depanmu !" suara papa terdengar tajam.
Mau tidak mau aku menutup layar laptopku, memandang papa heran.
"Sapa bilang aku tidak memikirkan masa depanku ? Memangnya papa tau apa tentang masa depanku ?
"Kalau kamu memikirkan masa depanmu, menikahlah.. Jangan sendiri trus kayak gini. Papa tidak tau sampai kapan papa bisa menjagamu. Papa ini sudah tua..!"
"Kalau papa tidak mau menjaga adek lagi, gak pa pa kok. Tapi jangan setiap kali papa mulai pembicaraan selalu saja tentang pernikahan. Adek capek pa !" Aku mulai kesal. Selalu seperti ini. Setiap berbicara mengenai pernikahan, aku selalu bertengkar dengan papa. Entah apa yang ada dalam fikirannya. Kenapa pernikahanku begitu menjadi bumerang buatku..
"Kenapa sih kamu tidak mau menikah ?" suaranya mulai merendah
"Bukan gak mau pa, tapi aku emang gak ingin !' jawabku dingin.
"Tapi alasannya apa ?? Papa heran. Kamu pacaran dengan FB setiap hari. Telponan sampai larut malam. Dengan orang yang gak jelas pula. Trus bilang kamu gak mau nikah. Tujuan kamu pacaran itu untuk apa ? Senang-senang aja ??
"Papa gak pernah suka dengan apa yang aku lakuin ..! kataku
"Bukan papa gak suka, tapi setiap tindakan dan perbuatan harus ada tujuannya."
"Sapa anak itu ?" akhirnya dia bertanya
"Gak usah tanya lagi, aku udah putus..! jawabku sekenanya. Kembali membuka laptopku.
"Kenapa putus..?"Papa bertanya lagi
"Udahlah pa, gak usah tanya-tanya lagi, aku lagi ada kerja,.. !
"Ya sudah, baguslah kalau sudah putus.. Berarti sekarang kamu sendiri. Papa mau nanti malam kamu ketemu Indra. Masih ingatkan ?
Aku terhenyak. Indra ?? Ya Tuhan jangan lagi..
"Papa jodohin aku lagi ? Aku gak mau !! Jawabku ketus
Papa menghela nafas.
"Nanti malam indra ke rumah. Dia baru sampai dari Singapur, Papa yang undang dia datang. Jadi papa mau kamu jangan bikin malu papa seperti waktu dulu. Bersikap ramahlah !!"Suaranya pelan tapi tajam. Aku hampir membantah lagi ... "Papa gak mau dengar kata tidak !!" tegasnya.
Ternyata papa tidak main main kali ini pikirku. Aku diam. Tidak membantah lagi. Juga tidak mengiyakan. Aku kesal. Ini bukan zaman siti nurbaya lagi. Papa sepertinya membaca pikiranku.
"Papa ngerti, ini bukan zamannya siti nurbaya lagi. Tapi mengertilah. Ini semua untuk kebaikanmu. Cobalah dulu. Indra itu dokter. dia pasti bisa menjagamu. Papa mohon .. ! suaranya melemah.
Ku lihat ada butiran air disudut mata papa. Papa menangis. Membuatku gak tega. Segitu pentingkah perjodohan ini buat papa ? Padahal perjodohan ini sudah berlalu 3 tahun yang lalu. Kenapa masih berlanjut sampai sekarang? Aku gak nyangka. Tapi melihat air mata papa...
"Ya sudah. Jam berapa Indra datang..?? Tanyaku
"Jam 8 malam.. Nanti sore kamu dijemput Nunu kan ? Jangan lupa kesalon. Dandanlah yang rapi. Papa mau kamu terlihat cantik didepan Indra.. !
"Ya sudah..!!" mau gak mau aku menurut. Tidak ada alasan buat aku nolak. Mungkin sudah saatnya aku menurut kemauan Papa. Apalagi yang aku tunggu. Tidak ada.
Perbincangan itupun berlalu. Singkat dan diakhiri dengan kemenangan papa. Huft..
Biarkan saja alur cerita ini diatur tanpa inginku. Karena dari awalpun, hidupku sudah bukan milikku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar