Selasa, 01 Mei 2012

#Day 1 : Terima Kasih Tuhan

Menyambut fajar menatap terbit cahaya pagi, disetiap keindahannya serasa ada syukur yang terkadang setiap hari terlupa untuk diucapkan. Padahal Tuhan sebagai pemilik semesta tak pernah meminta hambanya untuk membalas segala nikmat yang telah diberikan. Tapi cukup untuk bersyukur. Itu saja. Itu pulalah yang memicu saya untuk mengingat kembali setiap moment yang patut saya syukuri. Dan denting waktu serasa mengingatkan saya "sudahkah kamu menyentuh tangan Tuhan hari ini ?"


1. Saya bersyukur, bahwa hari ini Tuhan masih memberikan saya kesempatan untuk kembali memiliki nafas. Mengingat semalam rasa nyeri di perut dan pinggang saya hampir membuat saya menyerah dan pasrah. Ada wasiat yang sempat saya sampaikan dalam doa saya pada Tuhan "Tuhan, jika malam ini waktuku, tolong jaga anak-anakku, karena mereka telah kehilangan satu ibu. Jika harus kehilangan satu ibu lagi, berikan mereka ibu yang lebih baik." Tapi ternyata Tuhan Maha Baik. Setelah membaca shalawat Nabi sebanyak yang saya mampu, rasa sakit itupun hilang, dan tanpa sadar saya tertidur dengan sangat lelap hingga azan subuh berseru memanggil.

2. Saya bersyukur, dan sangat bersyukur memiliki dua ibu da dua ayah yang menyayangi saya. Ada banyak orang yang merasa perceraian kedua orang adalah sebab kehancuran anak-anak mereka. Entah mengapa saya tidak sependapat. Karena bagi saya, menikah tidak berbeda dengan masa pacaran. Terkadang ada prinsip yang tidak dapat disatukan. Terkadang rasa cinta bisa saja hilang. Tapi anak-anak tetaplah anak-anak. Yang wajib patuh kepada orang tua. Gak perlu menghujat orang tua karena keputusan mereka untuk berpisah. Anak juga tidak bisa egois. Orang tua tetaplah manusia yang punya hati dan juga cinta. Mereka juga berhak bahagia dan memiliki pasangan yang dapat menemani mereka hingga akhir hayatnya. Dan saya sangat bersyukur, ayah dan ibu, mama dan papa memberikan kasih sayang yang tidak kurang sedikitpun pada anak-anaknya. 

3. Saya bersyukur, hari ini masih diberi pekerjaan dengan gaji yang lumayan. Sangat bersyukur memiliki rekan kerja yang sangat baik dan mendukung saya disetiap pekerjaan. Bahkan selain teman kerja beberapa diantara mereka adalah teman tempat saya berkeluh kesah, berbagi cerita dan canda.

4. Saya bersyukur, bahwa pada akhirnya saya diberikan jodoh yang tepat oleh Tuhan. Pacaran bertahun tahun ternyata tidak menjamin bahwa seseorang yang pernah kita cintai adalah orang yang tepat untuk kita. Saya selalu berdoa pada Tuhan, "Tuhan, berikan saya jodoh, seseorang yang telah Engkau pilih untuk saya." itu saja. Tidak ada embel embel harus ini dan harus itu. Karena jika Tuhan memberikan saya lelaki yang pada akhirnya akan saya nikahi, maka dialah yang terbaik menurut Tuhan. Pastinya akan terbaik pula menurut saya. 

5. Saya bersyukur, ada banyak hal-hal yang tidak terduga yang terjadi dihidup saya. Seperti minggu lalu saya sempat kebingungan saat harus transfusi darah di salah satu Rumah Sakit Umum di daerah tempat saya tinggal. Golongan darah AB adalah darah yang langka disini.  Tapi untungnya, saat itu ada seseorang yang tidak saya kenal, temannya teman kantor saya yang kebetulan ikut menjenguk saya di Rumah Sakit. Beliau prihatin dengan keadaan saya yang sudah kepayahan. Dan akhirnya beliau mau menyumbangkan 1 kantong darahnya. Alhamdulillah.

6. Saya bersyukur, masih diberikan cinta yang besar oleh orang-orang yang berada disekitar saya. Tidak hanya dari mereka, saya juga merasakan cinta yang besar dari teman-teman yang hanya saya kenal di dunia maya. Seperti waktu itu ketika papa masuk rumah sakit dan harus dioperasi karena luka dikakinya yang semakin membesar. Papa adalah penderita diabetes. Waktu itu kami hanya pasrah. Memohon kepada Tuhan agar supaya kaki papa jangan sampai diamputasi. Diambang batas putus asa, saya memohon doa dari teman-teman disalah satu jejaring sosial. Dan saya bersyukur, banyak teman teman yang mendoakan papa, dan alhamdulillah, operasinya berjalan sukses tanpa harus mengamputasi kaki papa.

7. Saya bersyukur, diberi kesempatan merawat dua orang anak yang ditinggal wafat ibunya. Mereka adalah anak anak kakak saya. Merawat dan memelihara mereka adalah keberuntungan buat saya. Merekalah yang membuat hidup saya ceria. Penat yang terasa ketika pulang dari kerja seketika luluh ketika melihat senyum mereka merekah menyambut saya pulang serasa memanggil saya "mama pulaaaang..". Anak-anak yang lucu, anak-anak yang saya cintai. Meski terkadang suka bikin saya kesal karena tingkah laku mereka tapi saya mencintai mereka. Lucu sekali, jika teringat setiap ada pria yang bertanya pada saya, itu anak-anaknya ya mbak, dan saya menjawab iya. Lalu mereka bertanya lagi, "Oh.. ayahnya kemana mbak ?".. "Ayahnya gak ada mas..!" jawab saya.. lalu si masnya pasti akan ngomong gini.. "Janda ya mbak.." hahaha.

8. Saya bersyukur, pada akhirnya saya bisa mandiri. Semenjak diterima bekerja disalah satu kantor pemerintah, punya gaji tetap, bos yang baik, rekan kerja yang menyenangkan, dan akhirnya bisa memiliki rumah dari hasil keringat sendiri. Fabiayyi Aalaairabbikuma tukazziban ?

9. Saya patut bersukur. Ketika tahun lalu, saya ingin sekali bisa mengendarai sepeda motor. Daerah tempat saya tinggal sekarang adalah kota yang kecil. Walaupun memiliki mobil, tapi saya jarang sekali mengendarai mobil kekantor. Rasanya gak cocok aja. Seorang pegawai negara golongan III kekantor aja yang jaraknya cuma 5 menit dari rumah harus bawa mobil. Sungkan. Itulah. Sementara untuk mengendarai sepeda motor saya gak bisa. Takut tepatnya. Akhirnya, seperti anak SD umur 6 tahun, saya harus belajar mengendarai sepeda dulu. Latihannya juga sama anak-anak saya yang kebetulan  lebih mahir dari saya. Hahaha. Ternyata orang dewasa gak boleh sungkan belajar sama anak kecil :)).

10. Akhirnya saya bersyukur, pada siang ini, disela-sela waktu kerja yang sempit saya masih bisa menyelesaikan tulisan ini. Walaupun dengan nafas ngos ngosan karena kejar kejaran ama kerjaan hehehe. 

Dan Alhamdulillah, biarpun rasa syukur yang saya tuliskan tak sebanyak nikmat yang telah Tuhan berikan pada saya, tapi saya berharap setiap katanya mampu mewakilkan rasa terima kasih saya yang sedalam-dalamnya. Terima kasih Tuhan. Terima kasih. Terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar