Jika ada yang bertanya padaku "Apa yang kamu banggakan dari figur seorang perempuan?". Maka detik itu juga aku akan menjawab "Bisa Menjadi Seorang Ibu". Seperti Ibuku.
Aku masih ingat ketika dulu masih kecil. Ibu yang punya pekerjaan di salah satu harian surat kabar di Kota Padang mau merelakan pekerjaannya demi mengurus kami, anak-anaknya yang waktu itu masih kecil. Senang sekali rasanya ketika setiap hari bisa bertemu dengan ibu dirumah. Memakan makanan hasil masakan ibu. Memakai baju hasil jahitan tangan ibu. Belajar bersama ibu. Dan memeluk ibu ketika tidur.
Aku masih ingat ketika dulu masih kecil. Ibu yang punya pekerjaan di salah satu harian surat kabar di Kota Padang mau merelakan pekerjaannya demi mengurus kami, anak-anaknya yang waktu itu masih kecil. Senang sekali rasanya ketika setiap hari bisa bertemu dengan ibu dirumah. Memakan makanan hasil masakan ibu. Memakai baju hasil jahitan tangan ibu. Belajar bersama ibu. Dan memeluk ibu ketika tidur.
Di hari Kartini 3 tahun lalu, aku pernah bertanya pada ibu. Apa harus menjadi wanita karir agar bisa disebut seorang Kartini ? Ibu tersenyum. Katanya, tidak harus bekerja diluar rumah untuk menjadi Kartini. Kartini bisa berada dimana-mana. Bisa dikantor, di jalan raya, ataupun dirumah. Karena bagi ibu, Kartini hanyalah sebuah simbol tentang perjuangan perempuan. Untuk dirinya, untuk masyarakat juga untuk keluarganya. Jika keluarga kecilnya lebih membutuhkannya dirumah, tidak ada salahnya untuk tetap dirumah dan mengurus keluarga. Toh ada si Bapak yang bertugas buat mencari nafkah. Ibu juga bilang, jangan memandang sebelah mata kepada perempuan yang lebih memilih untuk tinggal dirumah dan mengurus anak-anaknya. Karena ditangannyalah pahlawan-pahlawan bangsa terlahir.
Tapi bukan berarti menjadi wanita karir itu tidak baik. Bagi ibu, perempuan adalah makhluk yang hebat. Multitalenta. Dia bisa menjadi ibu dirumah, mengurus anak-anaknya juga suami. Disamping itu perempuan juga bisa menjadi pekerja yang baik. Berapa banyak perempuan yang memiliki beberapa pekerjaan sekaligus, sebagai pengusaha, pendidik, dokter, pejabat negara bahkan presiden. Pernah dengarkan ada istilah yang mengatakan "behind the great leader are ladies". Tapi ibuku lebih memilih menjadi Ibu Rumah Tangga. Karena bagi ibu melihat anak-anak tumbuh menjadi dewasa dan mendidik mereka dengan tangannya sendiri merupakan suatu kebanggaan seorang perempuan. Ah Ibu. Aku sangat bangga padamu. Dengan pemikiranmu yang sederhana bisa mendidik kami menjadi anak-anak yang mandiri. Bagiku, ibu adalah Kartini sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar