Mungkin Tuhan tidak mengizinkan aku berpaling hati. Dia memberikan peringatannya padaku.
Pria yang hadirnya belakangan ini menyita perhatianku. Membuat dadaku bergemuruh setiap kita bertemu. Tidak bisa kubilang cinta. Karena mungkin aku hanya suka. Suka ketika kamu menggodaku. Membuat getar hebat dalam dadaku. Aku suka saat kamu menyapa. Walaupun hanya sebait kata "apa kabar leaku ?" lalu kamu menghilang entah kemana. Aku suka dengan setiap inti obrolan kita. Tentang ceritamu, godaanmu, candamu. Tapi tentu saja bukan ceritamu tentang dia.
Kamu tahu.. Aku yang telah memiliki si calon pendamping hati. Tulang rusuk yang hampir dipertemukan Tuhan dalam satu janji ikrar pernikahan. Belum terjadi memang. Tapi akan. Dan entah kenapa, sejak bertemu denganmu aku berharap Tuhan membatalkan niatnya menyatukan tulang rusukku dengannya dan menggantinya dengan dirimu. Entah apakah Tuhan marah dengan keputusan hatiku. Tapi yang aku tau, sejak perasaan suka entah cinta atau apalah itu melesak masuk kedalam hatiku, kamu adalah deretan orang pertama yang kutunggu. Hadirmu, sms-mu, statusmu di semua socmed. Semuanya. Aku tak ingin melewatkan apapun tentangmu. Addicted to you. Itulah aku.
Mungkin Tuhan tidak mengizinkan aku berpaling hati.
Aku marah padamu. Salahku yang sempat berpikir salah tentang kedekatan kita. Aku yang berharap banyak. Meski janjiku pada diri sendiri untuk tidak memaksamu merasakan hal yang sama denganku. Tapi janji itu tidak bisa aku tepati. Aku ingin kamu juga tahu isi hatiku. Itu mauku. Tapi apa dayaku. Seseorang mungkin telah mengikatmu juga disana. Kenapa mungkin ? Karena aku juga tidak tahu. Karena kamu memang tidak mau menceritakan semuanya. Kamu begitu tertutup. Hingga aku berpikir jika aku menanam cinta dihatiku untukmu tidaklah salah. Karena kamu bukan milik siapa siapa.
Tentu saja aku salah. Karena pada kenyataannya ada "dia" yang kamu suka. Semalam aku memaksamu mengatakannya. Memaksamu mengakui siapa gadis yang kamu suka. Dan kamu, dengan terus terang mengatakan hanya "dia" yang kamu suka. Katamu "Jangan khawatir, aku masih menyisakan sedikit lubuk hatiku untukmu.. kamu mau ?" candamu. *plak* seperti tertampar. Ternyata aku bukanlah apa apa bagimu. Hanya mendapatkan sedikit dari sisa sisa ruang hatimu. Patah hati ? sangat. Aku marah. Bukan. bukan padamu. Tapi pada diriku sendiri. Betapa bodohnya aku yang tidak mau tahu padahal aku sebenarnya tahu. Aku marah pada keegoisan hatiku yang ingin memaksamu mengatakan cinta padaku padahal cintamu hanya untuknya. Dan tertampar disebelah hati paling dalam itu sangatlah menyakitkan. Aku menangis semalaman. Meninggalkanmu begitu saja. Tak membalas sms-mu seperti biasa. Aku patah. Terbelah.
Mungkin Tuhan tidak mengizinkan aku berpaling hati.
Kamu tahu ? Aku serakah dalam hal cinta. Bagiku.. tak ada istilah berbagi jika saling mencintai. Aku pernah berpikir jika aku mencintai seseorang dengan seutuhnya maka cinta itu akan kembali padaku semuanya. Tapi tentu saja istilah itu hanya berlaku bagi dua insan yang saling jatuh cinta. Tidak untuk cinta yang bertepuk sebelah tangan sepertiku. Aku menyadari sepenuhnya bahwa banyak orang bodoh yang melakukan apa saja karena cinta. Hingga pada akhirnya mereka kembali terperosok pada lobang yang sama saat cinta mengkhianati mereka. Aku melakukannya. Dan aku jatuh. Apakah ini hukuman Tuhan karena aku mencoba berpaling dari jodoh yang hampir tertakdir untukku. Entahlah.
Dua puluh delapan hari lagi takdir itu akan ternyata.
Dan aku masih berdoa semoga Tuhan mengubah jalan takdirnya
*ternyata aku masih saja berharap :|
Dear kamu..
Surat ini kutulis untukmu. Selembar kenangan dari ku yang tak perlu kau tau..
Dariku..
Pemujamu..
*ini lagu kesukaan kita.. "I'll Be Waiting by Adele .. semoga kau suka mendengarnya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar