Senin, 27 September 2010

menunggu fajarmu

untuk sebuah sajak yang telah tercipta
dan mengetuk ujung jari untuk menulisnya
tapi apa daya, jika ternyata detik tak terasa telah terganti
dari mulai merah saga senja menyala
meredup perlahan membentuk malam
hingga gelap terus meradang
meninggalkan sisa basah bulir bulir hujan

aku tetap disini
berkutat pada tumpukan kata kata
tak beranjak sedikitpun
meski suara jangkrik malam bersahut sahut menyapa
meski suara desiran angin kian mendesah
menyisakan dingin kelam menusuk tulang

aku tak ingin beranjak
hingga nanti bertemu asa yang membawaku ke kahyangan
hingga nanti tiba kau terlelap
saat kau temukan aku..
lihatlah aku masih disini
menunggu fajarmu

Pertanyaan tentang malam

ada begitu banyak pertanyaan yang menggelitikku tentang malam
kenapa malam menjadi tempat bersatunya gelap dan kelam ?
mengapa bintang yang berpijar lebih memilih malam sebagai singgasananya ?
kenapa setiap kedamaian selalu ditemukan pada waktu malam ?
mengapa shalat istikharah dan shalat tahajjud dilakukan pada waktu malam ?
Begitu muliakah malam, hingga lailatur qadar yang hanya ditemukan sekali setahun juga memilih malam sebagai hamparan
dan Tuhanpun memilih sepertiga malam untuk turun kedunia

Sejenak mengintip malam dari balik jendela
lihatlah ketenangannya
rasakan heningnya
nikmati sunyinya
sangat damai
lihatlah malam,,,,
ia sungguh sangat istimewa

LAMA

lama tak kujenguk huruf huruf pada sarangnya
sampaikan bendung rindu yang bergumul namun tak terjawab
mengapa hati begitu sepi
lalu dimanakah kepuasan diri ?
hilang, tak terganti
waktu sayap malam mulai renta
ku mulai rangkai kembali kata demi kata
menyatukan kalimat berbentuk sajak

ah, aku rindu
saat saat bersamamu
tempat kita bercerita berbagi canda
menulis, berbagi kisah
tentang persahabatan, cinta, dan kasih sayang
maka ku biarkan sajak sajak menulis diri
agar aku berani menulis tentang aku
agar aku berani menulis tentangmu

Jumat, 24 September 2010

selamat malam, sayang

Kini senja menyusut di jendela dan malam merambat perlahan.
Kurasakan betul
dingin menyelusup masuk lewat celah bawah pintu
mengendap dan menebal di lantai batu.

Untuk apa menyalakan lampu. Alangkah mengerikan
bila dalam terang aku hanya memergoki diri sendiri yang sepi.
Dalam temaram dan kelam aku merasa lebih tenteram dan aman. Seolah-olah
kau masih hadir di sini, diam di dekatku.
Menatap lekat dan lama tanpa berkata,
menemani tidurku..

***

selamat malam sayang..
semoga mimpi indah..

bodohkah aku ?

entah kenapa,
aku masih saja setia menyusuri jalanmu
padahal kelam malam tlah renta
suara pagi mulai samar terdengar
tajamnya dingin menusuk tulangku
menyayat kulitku yang kian memucat

entah angin apa yang membawaku kesini
apakah kerinduan yang menuntutku untuk bertemu
atau senyuman yang tak pernah hilang dari ingatanku
ataukah tatapan matamu yang selalu membuatku terpana

ah, kenapa aku masih saja menambatkan hatiku padamu
apakah karena kau adalah dermaga tempatku bertolak
atau kah karena kau adalah matahari yang menyinari bunga bunga hatiku
ataukah karena dirimu masih sangat berharga untukku ?

sayang,
sekarang cahaya fajar telah berwarna
diatas sana, sinar bintang mulai memudar
tapi aku masih tetap disini
menyusuri jalanmu tanpa rasa jenuh
bodohkah aku ??

Tentang Luka Masa Lalu

menggelayut tiba-tiba tentang masa lalu
tentang kuas berpoles warna
tentang matahari esok pagi
tentang langit dan hembusan angin ditiap jeda
telah lama kita tak berjumpa
masih ingatkah kau tentang luka yang tertoreh ?
tidakkah kau kenang tentang sebuah malam berbalut harap
atau tentang petang yang terbungkus tanya
entah kenapa tak bisa kulupa
ada yang menggelayut tiba-tiba
hingga ada yang tertarik dari luar kepala
ingin segera kubakar agar tak bersisa
dan akupun kini mulai bisa jujur pada kata-kata
masih ingatkah kau ?
sesuatu yang pernah ada antara kita ?
mungkin kau lupa
atau kau berpura-pura amnesia
luka ini kau yang toreh
masih kurasa..
sakitnya...

cinta begini, cinta begitu

biarkan langit itu menjadi mendung
biarkan matahari kembali bersinar
biarkan hujan itu turun deras
biarkan embun perlahan merayap disela-sela daun
turun dipangkal dahan dan meresap kedalam tanah coklat
karena besok siang air kembali menguap
dan udara kembali hangat
karena musim akan terus begitu

seperti cinta
yang sulit diduga
sulit dimengerti
indah tapi menyakitkan
dia akan terus begitu
jadi jangan tanya lagi
kenapa cinta begini
kenapa cinta begitu
karena cinta akan selalu seperti itu
bening tapi bisu

Kamis, 23 September 2010

Maaf, jika ku tak dapat melupakan



maafkan aku,
aku masih saja mengingatmu
tak bisa sedikitpun kuhapus kau dari ingatanku
padahal,
telah ku redupkan semua cahaya
telah ku buang semua kenangan yang tersisa
telah ku keluarkan seluruh memori dikepala
tapi masih saja ku mengingatmu
beritahu aku,
bagaimana caraku untuk melupakanmu
***
lalu kau berbisik

sayang..
lautan tak bisa jauh dari ombak
kupu-kupu masih membutuhkan kembang-kembang
seperti halnya kau masih membutuhkan cahaya
jadi..
jangan sekali-kali melupakan aku
seperti aku yang tak pernah melupakanmu
***
tahukah kah kau..
sesungguhnya aku rindu pada kenangan kita

langit biru putih



sebentuk awan menghiasi langit biru
kau lihat itu sayang ?
ia membentuk corak indah dilangit sana
kutatap dan kurasakan kerinduan
tidakkah kau ikut merasakannya ?

lihatlah sayang,
awan itu masih menghiasi  langit
memberi corak indah biru putih
seperti warna yang kau suka
biru muda
seperti warna yang kusuka
putih suci..
mungkin warna-warna itu yang mengikat kita
dalam cinta dan kerinduan

apa kau tau sayang..
ku masih menatap langit itu
ku sungguh merindukanmu..
apa kau dapat merasakan kerinduanku ?

Dalam Diam



Diam,
bukankah lebih mulia daripada
sepatah kata tak bermakna
yang menjadi anak panah
menembus relung hati terdalam....

Diam,
bukankah mencipta haru, merayu
menggugah rasa yang berbaur...
menyatudalam dilema situasi...
Dalam diamada haru, merayu,mengukir waktu
menyulam serpihan hati kelabu..

Dalam diam
bukan berarti tak mau..
bukan berarti tak tau...
bukan berarti tak mau tau..
tapi memang aku harus diam..

...karena ku tau yang ku mau...
dan kutau apa yang kau mau ...
dan kita sama-sama tau apa yg tak kita mau..
cuma itu...

ah sudahlah..



pada setitik air yang menempel dipelupuk mata
berbuah rindu dalam tatapan sayu
memudarkan deret deret warna dan ingatan tentang suatu waktu
seharusnya ia terpudar
meninggalkan masa lalu yang enggan terusik
harusnya tak ada lagi lirik lirik kata yang terucap
tentang kisah kisah yang tak ingin lagi diingat
tentang aku..
tentang kau..
tentang kita..

******
ah, sudahkah
cuma bulu mata yang jatuh
bukan apa-apa

Senin, 20 September 2010

Diantara

Diantara hening dan detak jam pukul dua
Diantara kata-kata dalam buku yang aku baca
Diantara ayat-ayat yang terdengar syahdu ditelinga
Ada tanya yang menyeruak tiba-tiba ?
Tentang hidupku, bagaimanakah nantinya ?
Tentang skenario Tuhan yang tidak terduga
Tentang hatiku yang kembang kempis oleh cinta
Antara tanya akan ada dan tiadanya
Angin malam ternyata lebih dingin dari biasanya
Air mata mengalir tanpa diminta
Antara derai tawa bahagia
Terselip sebuah pertanyaan
Apakah aku benar-benar tercipta untuknya ?

Cerita Dia Tentang Aku

Menurutku setidaknya setiap orang mempunyai sebuah cerita tentang kemenangan atau keberhasilan atas sesuatu. Bagi sebagian orang mungkin ceritaku bukanlah hal yang istimewa, tapi bagiku ini adalah mimpi indah yang menjadi kenyataan. Tentang kupu-kupu. Bukan kupu-kupu biasa, tapi kupu-kupu yang sangat indah.
Waktu itu umurku menginjak 14 tahun ketika disekolahku ada murid baru. Perempuan dan dia adalah adik kelasku. Pertemuan pertamaku dengannya adalah ketika tanpa sengaja aku menabraknya dikantin sekolah. Seingatku waktu itu dia sedang memegang sebotol minuman ringan yang otomatis terlepas dari tangannya. Tapi karena terburu-buru aku cuma bisa minta maaf dan berlari menuju kelasku. Tak terlintas pikiran apapun ketika itu.
Beberapa hari sesudah itu, aku kembali bertemu dengannya. Kali ini kami bertemu dikelas xtra tepat sesudah jam pulang sekolah. Karena waktu itu aku belum sempat minta maaf, maka kali ini aku beranikan diri untuk minta maaf padanya. Ternyata dia anak yang ramah. Tapi sangat pemalu. Ketika ku utarakan kata maaf, dia hanya tersenyum dan mengangguk. Kami mulai mengobrol dihari kedua setelah pertemuan dikelas xtra. Selanjutnya kami hanya sering berdiskusi tentang pelajaran sekolah. Dia banyak bertanya padaku. Karena dia murid baru, dia tidak begitu banyak mengenal orang katanya. Jadi sebagai kakak kelas yang baik, setiap selesai pelajaran xtra, aku mengajarinya beberapa mata pelajaran yang tidak dia mengerti. Kami pun menjadi akrab. Aku sering mengunjunginya dikelasnya. Mengajaknya jajan dikantin sekolah dan juga menemaninya menunggu jemputan pulang sekolah. Dan entah kenapa, setelah dia pindah aku seperti merasa kehilangan. Sering, tanpa sadar aku berdiri lama didepan kelasnya. Berharap dia muncul dan menyapaku. Aku rindu. benar benar rindu. Dan bodohnya aku, kenapa tidak menanyakan alamatnya, atau nomor telepon yang bisa aku hubungi.
Sampai 5 tahun kemudian....
Papi mengajakku kepesta ulang tahun anak rekan bisnisnya. Waktu itu aku libur kuliah. sesampainya ditempat pesta aku diperkenalkan dengan  teman papi. Sebut saja om Ham. Berbasa basi sebentar, lalu aku beranjak menuju taman. Membosankan rasanya duduk dan mendengar obrolan orang tua. Duduk sendiri di taman depan rumah temannya papi, tak sengaja mataku melihat sosok wanita yang begitu aku kenal. Tidak salah lagi, aku memang kenal dia. Dia itu adik kelasku dulu. Wajahnya tidak berubah. Hanya kelihatan lebih dewasa dan dia berjilbab. Cantik. Aku pun tak ingin membuang kesempatan, aku beranjak ingin menyapanya. Tapi seorang pria tiba-tiba datang menghampirinya, mengajaknya pergi. Entah kenapa, waktu itu aku merasa cemburu. Siapa pria itu.
Tak ingin berlama lama penasaran, aku menanyakan tentang wanita itu ke om Ham. Tak disangka, ternyata wanita itu anak perempuannya si Om, dan yang mengajaknya pergi tadi adalah pacarnya. Aku langsung lemas. Merasa kalah. Papi bingung melihat ekspresi wajahku yang tiba-tiba murung. Tapi dia tidak bertanya apa-apa.
Sesampainya dirumah, ingatanku tak bisa lepas dari wanita itu. Wanita yang 5 tahun ini selalu kurindukan. Dia adik kelasku dulu. Aku gak boleh nyerah gitu aja. Sebelum ada ikatan perkawinan, berarti aku masih ada kesempatan. Aku mengutarakan niatku ke papi. Aku ingin papi menjodohkanku dengan anak temannya. Papi kaget mendengar permintaanku. Lalu aku jelaskan semuanya. Papipun mengerti.
Tidak menunggu lama, papi kembali mengajakku ke rumah Om Ham. Sesampainya disana, tanpa basa basi papi mengutarakan keinginannya untuk menjodohkan aku dengan anak gadisnya. Jelas saja Om Ham kaget. Apalagi setau Om Ham, anak gadisnya telah memiliki seorang pacar. Tapi aku meyakinkan beliau, bahwa aku serius ingin bertunangan dengan anak gadisnya, dan aku akan menunggu sampai kapanpun. Melihat kesungguhanku, Om Ham akhirnya bersedia menerima lamaran pertunanganku. Tapi tidak dalam waktu dekat, dan dia memintaku untuk menunggu. Dan aku menyanggupinya.
Mulai dari situ aku selalu mencari tahu berita apa saja tentang wanita pujaanku itu. Aku sering telponan dengan Om Ham. Sekedar menanyakan kabar anaknya. Om Ham sering menyuruhku datang kerumah, tapi aku selalu menolak. Biar aku melihatnya dari jauh saja. Itu cukup membuatku senang.
Aku hampir saja menyelesaikan studiku di kedokteran. Aku belajar sangat serius, karena aku ingin tamat kuliah pada waktunya, mendapat nilai bagus, dan akhirnya mendapat pekerjaan yang bagus. Aku tak sabar lagi ingin meresmikan pertunanganku dengan gadis impianku. Apalagi ketika aku tahu, akhirnya dia putus dengan pacarnya. Bukannya aku senang dengan penderitaannya. Tapi dengan putusnya mereka ini berarti peluang bagiku. Setahun lagi...
Tidak terasa, aku mendapatkan gelar dokter. Papi bangga padaku. wisudaku dihadiri papi, mami dan tentu saja calon mertuaku. Tak disangka gadis impianku itu datang. Walaupun tak banyak kata yang dia ucapkan, tapi aku cukup senang. Kamipun berfoto bersama. Malamnya, papi mengajakku kesebuah restoran. Ternyata disana juga ada Om Ham, istrinya dan dua anak gadisnya. Tentu saja salah satunya adalah gadis impianku itu. Rupanya malam itu, papi dan Om Ham berniat meresmikan hubunganku dengan salah satu anak gadisnya. Senangnya aku waktu itu. Impianku akan menjadi kenyataan.
Ternyata tidak mudah mengikat gadis itu, siapa sangka ternyata dia menolak pertunangan kita. Dia belum siap punya hubungan baru katanya. Dan singkatnya aku patah hati berat karena penolakannya. Papi menyabarkanku. Om Ham juga. Jangan menyerah kata mereka. Aku yang tadinya patah semangat, down, akhirnya bangkit lagi. Aku akan terus menunggunya. Aku tidak akan menyerah gitu aja. Mulai dari situ, aku terus mencari tau tentang dia, apa yang dia suka, sapa pria yang lagi dekat dengannya. Tak disangka, dia sama sekali tidak membuka hati untuk pria manapun. Dia trauma. Aku kasihan padanya. Ditambah lagi ternyata dia menderita penyakit ginjal kronik, dan harus menemukan pendonor. Aku sedih. Tapi aku bisa apa. Ketika aku ikut test ginjal, ternyata ginjalku tidak cocok untuknya. Sekali lagi aku merasa tidak berguna. Bagaimana aku bisa membantu satu satunya wanita yang aku cintai.
Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil spesialis penyakit dalam. Khususnya tentang penyakit ginjal. Sambil sekolah aku dikontrak bekerja di salah satu rumah sakit di Singapur. Jauh darinya membuatku rindu setengah mati. Tapi Om Ham selalu mengirimiku kabar tentang dia. Mengirimkan beberapa fotonya untukku. Cukuplah untuk mengobati rasa rinduku.
Dan tiga tahunpun berlalu. Banyak hal yang sudah terlewati. Banyak hal yang sudah aku tahu tentang dia. Gadis impianku. Tentang cintanya, tentang semua deritanya. Juga tentang siapa saja pria yang pernah singgah dihidupnya. Dan anehnya, aku tidak pernah merasa cemburu. Aku selalu membandingkannya dengan kupu-kupu. Kupu-kupu tidak bahagia jika mereka tertangkap. Mereka lebih baik terbang kesana sini, membuat semua orang yang melihatnya senang.
Gadis itu adalah impianku. Dia adalah kupu kupu cantikku. Aku membiarkannya terbang. Bukan untuk memberikannya untuk orang lain. Tapi karena aku tak ingin terlalu menggenggamnya. Aku telah belajar pentingnya melonggarkan genggaman jika aku menginginkan kupu kupuku terus ada disekitarku. Biarpun dia tidak memperhatikanku, tapi aku bahagia melihatnya bahagia.
Dan siapa sangka, jika pada hari itu akan menjadi hari yang sangat bersejarah bagiku. Kepulanganku ke Indonesia benar benar membawa berkah bagiku. Dia bersedia menerima pinanganku, meskipun waktu itu aku tau, aku ini hanya lah pria pelariannya. Karena dia baru saja mengalami patah hati berat. Dia tidak ingin terpuruk katanya. Akupun menerima komitmen yang dia buat. Bertunangan tapi dia tidak mau terikat. Aku menyetujui, apapun asalkan dia bahagia. Setahun, dua tahun atau tiga tahun menunggunya tidak lah lama bagiku. Toh aku sudah menunggunya dari umurku 14 tahun. 

******
Aku tercenung mendengar cerita Nda. 13 tahun ? Jadi dia kakak kelasku yang waktu itu..... ??? Ya ampuuun ndaaaa....












Selasa, 07 September 2010

Hujan Dari Seberang


Hujan dari seberang
Datang tak terduga
Memaksaku keluar menerjang derasnya
Kunikmati bulirnya yang jatuh satu persatu
Kurengkuh dinginnya
Seolah hujan itu adalah kau
Yang sedang mendekapku erat

Ku mohon hujan
Jangan berhenti dulu
Sungguh ku masih merindu

Apa yang harus kulakukan

aku ingin sekali pergi
tapi kakiku tak bisa melangkah
aku ingin sekali berlari
tapi kakiku seakan kaku
aku ingin sekali menjauh
hingga tak kuingat lagi jalan kembali pulang
tapi ingatanku tak mau menghilang

Entahlah
aku termangu
apa yang harus kulakukan
duduk disini bersama senja
pasrah menanti kelam menjemput malam
biarkan awan hitam berarak mendekat
menjatuhkan rinai hujan deras
menikmati dinginnya air hujan menusuk tulang

apa yang harus kulakukan ?
tidakkah kubiarkan saja air hujan itu turun
biar kunikmati derasnya
tak ingin tergesa gesa
pelan pelan saja

Izinkahlah

Tak bisa hilang, yakinku
Susah sekali
Aku terus disini
Entah sampai kapan
Tuhan..
Izinkan aku membenci
Satu orang saja
Berikan rasa itu padaku
Biar kuhapus bayang-bayang malam
Biar kututup jendela kelam
Agar kusambut pagi yang cerah
Dengan sinarnya yang memancarkan harapan

Tapi tetap saja ku tak bisa membenci
Entah kenapa ..

Senin, 06 September 2010

Dan Aku Rindu...


Disaat engkau disana
Kadang langit terasa gelapnya

Kemana langkahku pergi
Slalu ada bayangmu
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku percaya hati kecilku
Kau takkan berpaling

Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pasti ku kan menunggu
Karena ku yakin, kau hanya untukku

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Pandanglah bintang berpijar
Kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada
Disana cintaku

"Menyusuri jalan setapak sepanjang pantai cermin ini. Sambil sesekali menatap ombak pantai yang bergantian datang dan pergi lagi. Aku memikirkanmu. Apa yang kau lakukan disana ? Aku merindukanmu. Apakah kau juga sama ?"
 "Jangan ragukan cintaku. 3 tahun ku menunggumu. Tak kan kulakukan hal yang bodoh apalagi disaatku telah mendapatkanmu. Percayalah ninda..!" katamu disuatu waktu.
"Bukannya ku ragu nda, tapi aku takut. Aku baru mengalami patah hati yang berat. Pedihku seakan tak berujung. Beruntungku menemukanmu. Mungkin nda hadiah Tuhan atas jerit keluhku. Sungguh nda, nind gak mau kehilangan lagi...!"
"Yakinlah nind, bagiku kau tetap ninda yang dulu. Yang nda cinta. Nind itu cinta pertama nda. Nda gak akan berpaling. Karena dihati nda cuma ada satu ruang buat seseorang. Dan itu ninda. Gak akan ada yang lain." kau berusaha meyakiniku.
 "Apa kau yakin tidak akan tergoda oleh wanita lain. Laki-laki, tampan, mapan. Godaannya banyak nda. Apa aku cukup kuat memikirkannya ? Aku cemburu. Cemburu dengan suster-suster yang bisa berdekatan denganmu. Cemburu dengan pasien-pasien yang setiap hari kau sentuh tangannya. Mungkin saja nanti diantara mereka nanti ada yang kamu suka. Who knows ??"
"Aku menahan diriku untuk tidak jatuh cinta pada wanita lain. 3 tahun nind.. apa itu belum cukup membuatmu percaya ? Dimanapun aku berada, apapun yang aku lakukan disini. Semuanya kulakukan untukmu. Untuk kita. Beri aku sedikit ruang dan kepercayaan. Agar aku bisa sedikit tenang. Tak perlu mencemaskan keraguanmu. Aku mencintaimu nind, dulu, sekarang dan selamanya. Tunggulah aku pulang, tidak akan lama..!"
Air mataku menetes. Perasaan ini yang selalu ku benci. Perasaan rindu yang menyiksa. Aku baru mengenalmu. Tapi kenapa seperti berabad-abad lamanya sudah mengenalmu. Aku baru saja memutuskan untuk mencintaimu, tapi kenapa cinta ini terasa mendalam bagiku..?

"Disinilah aku nda.. menantimu. Cepatlah pulang. Nind gak kuat menahan rindu. Baru beberapa jam berlalu setelah kau pergi. Sudah seperti seminggu. Bagaimana jika kulalui sehari, dua hari dan seminggu tanpamu ..?"

I Have A Dream

 
Setiap orang pasti memiliki mimpi dihidupnya. Begitupun aku. Begitu banyak mimpi yang aku rajut setiap hari. Dulu ketika masih kecil, aku pernah bermimpi menjadi seorang polwan. Mungkin bagiku polwan itu adalah wanita yang gagah perkasa. Pembela kebenaran, seperti halnya superman versia wanita.

Tapi ketika beranjak remaja, mimpi itu berubah. Pernah sekali aku bermimpi menjadi cinderella. Cerita upik abu yang menjadi permaisuri kerajaan. Bukan tanpa alasan aku ingin menjadi cinderella yang cantik itu. Kehidupan masa remajaku yang getir, memiliki keluarga yang broken, ibu tiri dan adik tiri yang tidak ramah menggugah alam bawah sadarku. Menanti sang pri yang akan mengubah jalan hidupku. Tentu saja seperti impianku. Sang cinderella.

Seiring usiaku yang makin dewasa, mimpiku berubah. Bukan lagi polwan atau cinderella. Mimpiku lebih sederhana. Aku ingin sekali bekerja. Menjadi wanita sukses dengan hasil keringatku sendiri. Bukan karena papa atau siapapun. Murni hasil kerjaku. Oleh karenanya aku giat belajar. Menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan Indeks Prestasi diatas 3,8. Suatu hal yang patut dibanggakan (menurutku). Dan akupun berhasil menamatkan kuliah dengan nilai Cumlaude (sangat memuaskan).

Tapi ternyata mimpi itu masih belum berhasil terwujud. Aku harus tertatih-tertatih melamar keberbagai perusahaan. Masuk ke perusahaan satu ke perusahaan lain. Tidak seluruhnya lamaran kerja itu ditolak, tapi aku belum menemukan yang sesuai dengan bidang kuliahku.

Sampai akhirnya aku lelah. Dan mulai putus asa. Sampai ada seorang teman yang menasehatiku. Bahwa terkadang pekerjaan itu memang tidak sesuai dengan bidang pendidikan kita. Asal kita tekun dan mau belajar, tidak ada ilmu yang terbuang percuma, pasti berguna.
Aku pun mulai bangkit lagi. Mimpiku ini harus terwujud. Aku mulai melamar pekerjaan lagi. Tapi kali ini aku lebih memfokuskan diri ke instansi pemerintahan. Dan pilihanku tepat. Aku pun diterima disalah satu instansi keuangan pemerintah. Aku senang sekali. Mimpiku menjadi wanita karir menjadi kenyataan. Aku bisa menjadi wanita mandiri. Tidak perlu lagi menggantungkan hidupku dengan orang tua, bahkan aku bisa memberikan sedikit gajiku buat mereka. Bangga nya aku ketika gaji pertama yang kuterima ku berikan ke papa. Dengan senyum lebar papa mengusap rambutku. Untuk pertama kalinya. Biarpun tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya, tapi aku tahu, papa bangga padaku.

Mimpi ku kini hanya satu, memiliki keluarga. Keluarga yang sakinah. Kapan mimpi ini akan terwujud. Aku belum tau. Lagi-lagi aku harus mengikuti alur. Entah sampai kapan. Aku harus berjuang lagi, bukan prianya yang belum kutemukan. Karena pria itu telah dipilihkan papa untukku. Tapi aku harus berjuang mengalahkan diriku sendiri. Jangan tanya apa ? Biarkan  aku sendiri yang tahu jawabannya.

Kangen Nda

Hari ini nganterin nda ke bandara. Akhirnya dia pulang juga. Tak lepas menatap. Seolah tak ingin melepas. Kenapa harus pulang sih. Padahal sebentar lagi bukannya mau lebaran. Sempat kuutarakan protes.
"napa sih nda harus pulang, bukannya ntar aja habis lebaran ..?
"nda kan harus kerja, gak enak kalo kelamaan ninggalin pasien ..! katanya
huft.. bete..
kenapa sih nda selalu sibuk. baru aja ngerasain bahagia, seneng. ngerasa ada tempat berbagi. sekarang sendiri lagi.
"nda janji sering-sering telpon dan sms." katanya
tapi buka itu saja yang ku mau. Apa nda tau, aku tuh pengen dia disini nemenin aku. bukan hanya sekedar sms ataupun telp. bosan rasanya menghabisi setiap hari sendiri. Ketika keinginanku ku utarakan, nda cuma senyum. "Nda usahain pulang secepatnya.. "
dan aku pun tersenyum..
sebuah kecupan ringan mendarat dikeningku. Bikin aku kagettt and spontas nyubit perutnya..
"nda... ganjen yaa... ini ciuman pertamaku, sembarangan aja.. !! aku protes
dia cuma ngakak..
"nda tau sayanggg.."
HUH..!!

dan dia pun terbang.. baru sesaat tapi aku sudah berasa kangen.
"cepat pulang nda,.. nin tunggu ..!!

Jumat, 03 September 2010

Pria Terakhir


hari ini mengikat janji setia denganmu.
semoga dapat kau sembuhkan laraku.

hari ini kupercayakan hidupku padamu
jadilah yang aku inginkan, seperti janjimu

hari ini, aku berjanji
akan melupakan masa lalu
tidak lagi bersedih
seperti yang kau mau....

Jadilah pria terakhir di hidupku,,,
aku mencintaimu...

10 Jam Masa Lajang

Aku putuskan untuk menyerah. Tidak lagi yang bisa aku pertahankan. Akhirnya aku memutuskan untuk menerima pertunanganku dengan Indra. Kenapa aku menerima Indra ? Setidaknya Indra akan membawaku lebih dekat dengan Indonesia dari pada aku harus menjalani hari-hari ku di Qatar yang ternyata sangat jauh.

Hatiku yang nelangsa. Gak menyangka ternyata cuma sampai disini jalan hidupku. Biar hatiku perih. Hatiku sakit, tapi demi melihat senyuman papa waktu aku bilang "Ya" untuk pertunangan ini, perih itu seakan sirna. Papa sangat bahagia. Mungkin udah saatnya aku balas budi ke papa.

Kasihan. Entahlah. Padahal Irfan juga datang dengan orang tuanya. Untungnya umminya maklum dan tidak marah padaku seperti dulu. Ketika aku pernah menolak Irfan. Malah umminya ntar mau nemenin aqu fitting baju wat ntar sore. Hadoh. Camer ama calon camer pada akur.. Terharunya ...

10 Jam sebelum pertunangan... Aku ingin sekali berdoa. Semoga ini akhir bahagia buatku. Pengen nikmatin 10 jam masa lajang yang tersisa. Teman teman kantor malah minta ditraktirin buka puasa. Haha ada ada aja. Padahal kan mereka juga di undang buat acara ntar sore.

Udah dulu ya curhatnya... nyokap bawel banget. Haha. Tadi aja gt lihat mata bengkak langsung diomelin. Mudah mudahan ntar sore matanya gak bengkak lagi. Malu maluin aja.

Begini Perihkah Patah Hati

aku mencintaimu ..
"jangan terlalu mencintaiku, kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri"

apa kau tak mencintaiku lagi ?
"Jangan menanyakan pertanyaan yang kau sendiri sudah tau jawabannya ?"

Tapi kenapa ? apa salahku ?
"Kau tidak salah. Tapi keadaanlah yang salah. Perasaanku yang sudah berubah."

Kenapa kau menyia nyiakan aku ? tidakkah kau ingat janjimu ?
"Semuanya sudah berlalu. Terimalah. janji itu sudah usang dimakan waktu. Hadapilah keadaan sekarang. Kau dan aku. Sudah tak ada ikatan."

Apa aku begitu menyusahkanmu ?
"untuk pertanyaan itu, maaf sekali kalo aku harus menjawab YA"

Kau sungguh tega !!
Kau permainkan cintaku !!
"aku sudah minta maaf untuk itu. kau tidak bisa paksakan aku untuk mencintaimu. Mungkin cintamu besar untukku, tapi cinta itu tak bisa aku balas. Jadi relakanlah aku. Carilah penggantiku. Dan menikahlah..!!

apa kau fikir begitu gampang bagiku untuk berpindah-pindah hati. aku tak seperti dirimu..!!
"belajarlah jadi aku.!!

**dan air mata ini pun mengalir. Pria seperti inikah yang aku cintai selama ini ? pria seperti inikah yang sudah membuatku begitu banyak berkorban ? Mengapa aku bisa memberikan cintaku padanya ? Bodohnya aku... Menyimpan harapan begitu besar padahal baginya aku hanyalah tempat persinggahan..

**sudahlah air mata. Berhentilah mengalir. Deraimu tidak cukup pantas untuk pria seperti itu..

tapi air mataku tetap saja mengalir deras...

Begini perihkan patah hati ???

Kamis, 02 September 2010

I HATE YOU

I hate you
i really hate you
napa sih kejam banget jadi orang

ya ampun.. napa gw bisa cinta ma neh orang
yang cuma bisa bikin air mata gw ngalir tiap hari

errgghhhhhhhhhhh
BENCIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Biarlah... (Pesimiskah)


tak ingin menggapai matahari
karena matahari terlalu agung buatku

tak ingin mengejar bulan
karena bulan terlalu angkuh bagiku

tak ingin memeluk bintang
karena baginya aku hanya setitik debu

biarlah kubersama bumi
setidaknya itu sepadan untukku